Suku Ini Lakukan Ritual Bocah 13 Tahun Berhubungan Intim dengan Wanita Dewasa
- Tangkapan Layar: Instagram
Kepulauan Cook – Terdapat sebuah suku yang memiliki ritual unik, yaitu suku Mangaia yang merupakan salah satu suku yang berada di Kepulauan Cook di Samudra Pasifik Selatan.
Dilansir dari History of Yesterday, Rabu, 5 Juli 2023, Hubungan seks anak di bawah umur, ditentang di banyak negara karena dianggap pelecehan terhadap anak. Namun beda dengan yang ada di Suku Mangaia, anak di bawah umur sudah diharuskan belar melakukan hubungan intim.
Parahnya lagi, sistem pembelajaran seks pada anak bukan hanya teori, tapi langsung praktek lapangan.
Biasanya suku ini akan membuat ritual seks, pada pelaksanaan ritual wanita dewasa akan melakukan hubungan intim atau seksual dengan remaja 13 tahun. Kegiatan ini bentuk pembelajaran seks sejak dini yang dilakukan suku Mangaia.
Walau kegiatan seperti ini berbahaya, namun suku Mangaia memegang teguh tradisi seksual mereka dan tidak menyesal dengan praktik seks pada anak bawah umur tersebut.
Dalam budaya Mangaia, setiap wanita diajarkan di usia muda bagaimana mencapai kepuasan hubungan intim.
Laki-laki di sisi lain diajarkan pada usia muda bagaimana membawa perempuan agar terpuaskan dalam perkara hubungan intim.Â
Pria suku ini juga, menjalani belahan punggung. Di mana, alat vital dibelah dari atas kulup. Biasanya dilakukan oleh seorang ahli.Â
Seorang pakar juga mendidik anak laki-laki tentang topik dewasa. Kemudian beberapa minggu setelahnya, biasanya ada upacara yang diadakan untuk anak laki-laki.Â
Dalam upacara ini wanita yang berpengalaman melakukan hubungan dengan anak laki-laki. Wanita ini mengajarkan anak laki-laki berbagai posisi dan teknik berhubungan.
Suku Mangaia penghuni bagian tengah-selatan merupakan wilayah terbesar kedua di Kepulauan dengan luas 51,8 km2 dan populasi sekitar 499 pada tahun 2016.Â
Diyakini bahwa pada awalnya, Kepulauan Mangaia tidak ditemukan, melainkan muncul dari dunia bawah Avaiki yang sudah dihuni oleh leluhur spiritual Polinesia.
Dengan kedatangan penjelajah dan navigator Inggris Kapten James Cook, pulau itu ditemukan oleh orang Eropa pada 29 Maret 1777.
Sebelum kedatangan penjelajah Inggris, budaya Mangaia ditandai dengan kekerasan, karena Sebagian besar pemimpin sering terlibat dalam peperangan untuk menandai wilayah atau mengambil alih kekuasaan tertentu.
Tetapi semua itu berubah pada tahun 1823, Pulau itu dikunjungi oleh penjelajah Inggris lainnya dari London Missionary Society bernama John Williams.
Tidak mendarat pada kedatangan pertamanya, John Williams Kembali pada tahun 1824 dan meninggalkan dua pengkhotbah untuk mengubah penduduk pulau menjadi Kristen, setelah itu tidak ada lagi peperangan dan kekerasan Politik di pulau tersebut.