Pimpinan Al Zaytun Panji Gumilang: Masjid Tempat Orang-orang Putus Asa

Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Indramayu, Panji Gumilang
Sumber :
  • Tiktok

Jakarta – Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Indramayu, Panji Gumilang kembali melontarkan pernyataan kontroversial dalam ceramahnya. Kali Ini dia menyebut bahwa masjid merupakan tempat orang-orang putus asa.

AQUA & DMI Beri Kesempatan Ibadah Umrah bagi 20 Khadimatul Masjid dari 6 Provinsi di Indonesia

Adapun dalam penyampaiannya kali ini, Panji menyenggol soal kotak amal yang kerap beredar di masjid. Menurutnya, hal ini sangat memalukan, pasalnya sampai sekarang masih banyak masjid di Indonesia yang belum memiliki donatur tetap.

Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Indramayu, Panji Gumilang

Photo :
  • YouTube
Hasil Survei Unggul, Lucky Hakim: Ini Adalah Anugerah dari Allah

Oleh karenanya, menyangkut hal di atas, Pria 76 tahun itu menyatakan masjid yang berada di Indonesia merupakan masjid yang dipenuhi orang-orang putus asa. Sementara dia beranggapan ‘konsep’ masjid yang sebenarnya ada di Vatikan.

“Masjid itu adanya di Vatikan sana, di sini (Indonesia) tempat orang-orang putus asa, masjid-masjid itu,” ujar Panji Gumilang dikutip dari akun TikTok Hery Patoeng, Jumat 16 Juni 2023.

Menag Ajak Masyarakat Rayakan Tahun Baru dengan "Dekonsentrasi Jalanan"

Menurut panji, masjid yang berada di Indonesia tidak bisa disebut sebagai pusat peradaban, sebab, kata dia, masjid yang berdiri di Tanah Air masih kesulitan untuk mendapatkan uang dari jemaahnya.

“Hanya duduk, dipaksa ngisi kaleng (kotak amal) keluar, selesai. Ini masjid peranannya, katanya, sebagai pusat peradaban, tidak ada. Yang ada peradaban pungutan uang.” kata dia

Menurutnya, hal demikian cukup memalukan jika disebut sebagai pusat peradaban. Sebab, dia miris melihat kenyataan, para jemaah baru akan memberi uang ketika kotak amal diedarkan.

“Kalau itu disebut sebagai peradaban, memalukan. Maknanya, orang yang masuk masjid ini pelit, diedarkan kotak, baru ngasih,” ungkapnya

Kemudian panji menjelaskan apabila sebuah masjid ingin disebut sebagai pusat peradaban, maka masjid harus memiliki donatur tetap, atau jemaah yang secara konsisten memberi sumbangan tanpa diminta. “Kalau peradaban, mestinya setiap jemaah masjid ini punya rekening khusus untuk ditransfer ke masjid, itu tidak ada (di Indonesia),” kata dia

Lebih lanjut, Panji mengaku telah melakukan penelitian di Vatikan, dalam penelitian itu dia mencari tahu bagaimana Vatikan bisa sangat besar.

“Ternyata sumbangan ke Vatikan itu tidak melalui kotak amal keliling. Saya melihat dalam penelitian, membaca sejarah Vatikan, dengan gerejanya itu, semuanya setiap bulan itu rekening masuk dari para jemaahnya,” pungkas Panji

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya