Lagi, Balita Meninggal Diduga Usai Digigit Anjing Rabies
- Pixabay
Bali – Media sosial TikTok tengah dihebohkan dengan seorang anak di bawah lima tahun (balita) perempuan yang meronta kejang-kejang dan tidak bisa minum air.
Dalam unggahan akun TikTok @kadeksusiani2481, balita perempuan yang ditemani orang tua nya itu rupanya terkena gigitan anjing. Ketika diberi minuman, ia terlihat seperti ketakutan dan kembali kejang-kejang. Balita tersebut hanya bisa menangis dan meronta sambil diawasi oleh orang tuanya.
Diketahui bahwa balita perempuan tersebut berasal dari Desa Pangkung Paruk, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Bali. Dari informasi yang dihimpun, balita tersebut sudah meninggal dunia pada Minggu, 11 Juni 2023.
Kabar meninggalnya bocah tersebut juga tersiar dalam sebaran video di TikTok. Seperti pada unggahan akun TikTok @royutami5 yang mengucapkan belasungkawa.
“Kami dari team Werkudara ikut berduka sedalam-dalamnya atas berpulangnya adik Riska Arianti umur 5 tahun, karena rabies,” tulis akun tersebut, dikutip VIVA, 16 Juni 2023.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Buleleng Sucipto juga telah membenarkan informasi tersebut. Kata dia, kondisi balita tersebut memburuk pada Sabtu, sebelum dinyatakan meninggal. Balita itu meninggal dalam keadaan hipervelasi dengan diagnosis encephalitis rabies.
Informais yang dihimpun, bocah tersebut rupanya digigit anjing kecil sekitar sebulan yang lalu pada lengan kiri dan menyebabkan luka gores. Tidak langsung dibawa ke rumah sakit, luka gigitan itu hanya dicuci dengan sabun dan air.
Rupanya anjing yang menggigit bocah itu belum divaksin. Orang tua korban menganggap luka bekas gigitan anjing tersebut tidak berbahaya. Juga, kejadian itu tidak dilaporkan ke fasilitas kesehatan sehingga korban tidak mendapatkan vaksin anti rabies (VAR).
Pertolongan pertama terkena rabies
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dr. Imran Pambudi, MPHM pernah mengatakan, sebagai langkah pertolongan pertama jika seseorang digigit hewan penular rabies seperti anjing, maka harus secepatnya cuci luka gigitan dengan sabun atau detergen pada air mengalir selama 15 menit dan kemudian diberi antiseptik dan sejenisnya.
Langkah selanjutnya, yaitu bawa ke Puskesmas atau rumah sakit untuk dilakukan kembali pencucian luka dan mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR) dan Serun Anti Rabies (SAR) sesuai dengan indikasinya.
Lebih lanjut, dr. Imran mengatakan, sebagian besar kematian-kematian akibat rabies itu disebabkan karena terlambat dibawa ke fasilitas kesehatan (Faskes). Mereka merasa hanya gigitan kecil dan tidak berdarah, sehingga mereka datang ke Faskes sudah pada kondisi parah, seringnya itu di atas 1 bulan setelah digigit.