Pimpinan Ponpes Al-Zaytun Indramayu Ingin Indonesia Buka Hubungan Diplomatik dengan Israel
- YouTube Al-Zaytun Official
Indramayu – Belakangan ini Ma’had Al-Zaytun Indramayu yang didirikan oleh Panji Gumilang alias Abu Totok sedang menjadi perbincangan hangat karena sederet kontroversial yang mereka perbuat. Seperti foto pelaksanaan sholat Idul Fitri yang mencampurkan shaf perempuan dan laki-laki.
Kemudian, cara adzan yang mereka lakukan cukup berbeda dengan yang dilakukan oleh umat Islam kebanyakan karena ditambah dengan gerakan tangan dan diikuti para santri. Terkini, mereka diduga memperbolehkan santri berbuat zina dan menebus dosanya dengan uang.
Kontroversi tersebut membuka kembali beragam rekam jejak Al-Zaytun yang sering mewarnai pemberitaan. Dulu bahkan mereka sempat dilaporkan karena menjadi pusat gerakan Negara Islam Indonesia (2011) hingga Mabes Polri memproses dua kasus soal NII tersebut.
Terkini, Panji Gumilang menginginkan Indonesia membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Hal ini disampaikan dalam sebuah sesi wawancara dengan Suara Tapian, Hotman J Lumban Gaol dan Tentang Tangdalla yang disiarkan melalui kanal YouTube SuaraTapian TV.
Dalam kesempatan itu, Panji Gumilang menyebut keinginannya untuk mendorong normalisasi hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Israel. Karena menurut pimpinan Ponpes Al-Zaytun itu, Israel adalah pusat perkembangan dunia.
Panji memiliki keinginan untuk bicara langsung dengan Israel meski bukan mewakili pemerintah tapi atas nama pribadi. Dia menganggap lucu Indonesia sebagai negara besar yang enggan mengakui Israel yang disebut sebagai negara pusat perkembangan dunia tersebut.
"Yerusalem (Israel) itu sentral menurut saya, dari bacaan agama agama yang ada, semua arahnya ke Yerusalem. Jadi harus ditempuh. Kalaulah tidak negara atau pemerintah negara, ya person person-nya lah harus mendekat, supaya cair," jelas Panji Gumilang.
Panji Gumilang menyampaikan, dalam Undang-Undang Dasar tidak ada batasan untuk berhubungan dengan negara mana saja. Dia mengatakan Yerusalem sebagai kota yang diperebutkan. Panji meminta supaya mengikuti ketetapan PBB yang menyebut sebagai kota internasional.
"Itu kalau Indonesia bisa duduk bersama, Israel, Palestina, wakil Yerusalem, walau tidak serta merta bisa diatasi, tetapi dua tiga merta bisa diatasi. Tapi kan sayang kita belum membuka hubungan diplomatik, hanya gara-gara menganggap Israel itu penjajah,” ungkapnya.
“Amerika yang membombardir kemana-mana tidak dikatakan penjajah, malah tambah dekat. Prancis yang sampai hari ini punya jajahan itu, kita dekat," pungkas Panji Gumilang.