Cerita Mistis Tim SAR saat Evakuasi Pesawat Sukhoi di Puncak Gunung Salak
- YouTube
VIVA Trending – Anggota Jakarta Rescue, Arya Sena membagikan pengalamannya saat bergabung dalam tim evakuasi Pesawat Sukhoi yang alami kecelakaan di Gunung Salak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada 9 Mei 2012 silam.
Sebelum tragedi, pesawat berjenis Superjet 100 ini sedang melakukan penerbangan demonstrasi kepada calon pembeli. Pesawat mengangkut penumpang dan awak yang berjumlah 45 orang.
Menurut laporan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) kecelakaan itu disebabkan oleh kelalaian pilot saat mengemudikan pesawat. Berdasarkan FDR, pada 14.32 WIB, pesawat menabrak tebing Gunung Salak dengan ketinggian 6.500 kaki atau 2.000 meter di atas permukaan laut.
Arya bercerita sesaat setelah kejadian tersebut, dia mendapat kabar dari Kantor Pusat Jakarta Rescue di Setu Babakan, Jagakarsa Jakarta Selatan untuk segera berkumpul bahwa ada kejadian luar biasa di Gunung Salak.
“Ada BBM dari kantor pusat Jakarta Rescue, disebutkan seluruh mentor senior harus segera datang ke kantor karena ada kejadian luar biasa,” ujar Arya dikutip YouTube Lentera Malam, Senin, 5 Juni 2023.
Lebih lanjut, Arya pun segera berangkat untuk menemui teman-temannya. Singkatnya, dia diberi tugas untuk menelusuri Gunung Wayang, Parungkuda, Sukabumi sebagai tempat yang dicurigai sebagai lokasi jatuhnya pesawat Sukhoi.
“Saat itu berita yang tersiar di media menyebut pesawat Sukhoi jatuh di area Gunung Salak, tapi belum tahu di sebelah mananya. Jadi masih banyak spekulasi yang berkembang saat itu,” ungkap Arya
Arya melanjutkan, pemilihan Gunung Wayang sebagai lokasi pencarian pertama kali merupakan perhitungan seorang ahli. Saat itu diperkirakan pesawat Sukhoi tidak menabrak Gunung Salak, melainkan melewatinya dan jatuh di Gunung Wayang.
“Begitu sampai Parungkuda jam 3 pagi, di sana udah banyak tentara yang bersiap-siap. Sampai lokasi, yang namanya Tim SAR pasti gali informasi kan. Saya tanya kepada warga, ‘Kemarin dengar suara ledakan enggak’. Saya tanya 50 orang, jawaban mereka tidak mendengar apa-apa,” kata Arya
Setelah mendapat laporan dari warga, Arya dan tim meyakini bahwa daerah tersebut bukan lokasi jatuhnya Pesawat Sukhoi. Lantas, kata dia, saat itu mereka diarahkan menuju Desa Cijeruk.
Lebih lanjut, sesampainya di wilayah Cijeruk, Arya dan tim mendapat arahan dari Komando Resor Militer (Danrem) 061 Surya Kencana. Saat itu Arya mendapat perintah untuk naik melalui jalur pendakian Puncak Salak 1.
“Waktu itu banyak banget yang naik. Wartawan, relawan, anggota TNI Polri, Tim SAR,” kata Arya
Sesampainya di puncak Gunung Salak, Arya tidak langsung bergabung dengan anggota TNI Polri untuk terjun ke tempat kejadian perkara (TKP) melainkan lebih dulu beristirahat.
Keesokan harinya, pada pagi hari Arya bergerak turun ke TKP untuk mengevakuasi jenazah korban Pesawat Sukhoi. Setelah dimasukkan ke kantong jenazah, Arya dan tim segera menyerahkannya ke TNI Polri untuk dilakukan identifikasi.
“Tumpukan kantong jenazah itu adanya di pojok kiri kalau kita menghadap ke arah Puncak Manik. Yang sekarang sering dibikin tenda sama orang-orang, itu adalah tempat naro kantong jenazah,” jelasnya
Setelah malam hari, Arya memutuskan untuk tidur. Dalam tidurnya, anggota Jakarta Rescue itu mengaku melihat tiga sosok pria berpakaian rapi dengan dasi sedang berdiri di sekitar kantong jenazah.
“Jadi ketika gua operasi SAR Sukhoi itu, gua gak melihat, tapi gue bermimpi ketemu sosok seperti itu, tapi nyata banget,” pungkasnya.