Curhat Alumni UI Gagal Dapat Kerja Gara-gara Kalah Saing oleh Lulusan STM
VIVA Trending – Alumni Universitas Indonesia (UI) meluapkan keluh kesahnya di media sosial usai gagal mendapatkan pekerjaan impian. Diketahui alumni Teknik Mesin UI tahun 2022 itu kalah saing oleh seorang lulusan Sekolah Teknik Menengah (STM) yang telah berpengalaman.
“Bener-bener stres dan gak bisa diterima akal sih, ceritanya saya melamar kerja di PT PAL, saya lulusan UI Teknik Mesin 2022. Saya beserta teman-teman ada 15 orang tapi dikalahin sama bapak-bapak umur 30-an,” unggah akun Twitter @GerryS dikutip Rabu, 31 Mei 2023
Mendapati kenyataan tersebut, alumni UI terkesan sedikit meremehkan pesaingnya. Menurutnya tidak masuk akal pria lulusan STM mampu mengalahkan lulusan dari kampus terbaik di Indonesia. “
“Gak masuk akal banget lulusan UI kalah sama lulusan STM. Dan yang bikin nyeseknya tanpa training dan langsung nego gaji aja,” imbuhnya
Diketahui, pria lulusan STM itu mampu mengalahkan alumni UI karena memiliki banyak jam terbang, mulai dari sertifikat hingga pengalaman kerja di perusahaan pembuatan kapal asal Italia yakni Fincantieri. “Bapaknya lulusan STM plus sertifikat Welding dan pengalaman kerja di Italia Eropa, tepatnya di Fincantieri, katanya,” tulisnya
Lebih lanjut, alumni UI itu mengaku heran pasalnya kini banyak perusahaan di Tanah Air yang lebih memilih orang dengan pengalaman kerja ketimbang lulusan sarjana dari kampus-kampus di Indonesia.
“Walaupun oke sih bapaknya punya pengalaman kerja di Eropa. Apakah perusahaan sekarang tidak percaya pada sarjana-sarjana di negara sendiri ya,” kata dia
“Ini malah bapak-bapak ijazah cuma STM diterima,” demikian tulisan dalam unggahan tersebut
Sontak unggahan tersebut pun ramai mendapat sorotan dari warganet. Sejak artikel ini dibuat, unggahan itu telah menjangkau lebih dari 5,2 juta akun, disukai 30,6 ribu dan dibagikan 6.552 pengguna Twitter.
“Ijazah itu penting, tapi pengalaman, pemahaman dan attitude itu JAUH LEBIH PENTING,” komentar salah seorang warganet
“Memang anak muda jaman sekarang terlalu banyak glorifikasi status S1 dan almamater pak. Masih blm ditampar realita dunia,” balas warganet lain