Viral Video Aksi Pemuda Duduk Selonjoran di Tepi Kawah Gunung Bromo
VIVA Trending – Video seorang pemuda selonjoran di tepi kawah Gunung Bromo viral di media sosial. Entah apa yang ada di benak pemuda itu, dia berlaga seakan bisa terbang sambil membentangkan tangan.
Dalam video yang dibagikan akun Instagram @net2netnews pada Minggu, 19 Maret 2023, pemuda itu terlihat mengenakan hoodie warna hitam bertuliskan ‘Jangan Kalah Sama Lelah’.
Terlihat raut wajah pemuda itu sangat tenang tanpa menunjukkan ekspresi takut saat berada di tepi kawah. Ketika diingatkan oleh perekam video pemuda itu justru tertawa dengan raut wajah mengejek.
Perekam video yang diduga sahabat dari pemuda tersebut mengatakan bahwa aksi temannya itu sangat membahayakan nyawanya apabila sampai terjatuh.
“To bae-bae (hati-hati) to, jatoh. Lu jatoh, mati dodol,” ucap perekam video dikutip VIVA Selasa, 21 Maret 2023.
Terpantau sejak artikel ini dibuat, video itu telah disaksikan lebih dari 20,1 ribu kali dan dipenuhi ratusan komentar. Tak sedikit warganet yang mengecam aksi pemuda itu lantaran dianggap membahayakan dirinya.
Sebagian lagi menyebut aksi pemuda itu dapat menyulitkan atau menyusahkan Badan SAR Nasional (Basarnasa) apabila dia sampai terjatuh. “Kalo lo jatoh, lu selesai. Tapi yang susah Basarnas kudu ambil jasad lo di kawah sat,” komentar salah seorang warganet
Itu di gunung bromo dia masuk dalam pagar pembatas ngeri cuyy," ungkap warganet – “Klau anda jatuh Yg di sesalkan bkan kematianmu, kenal jga nggak. tpi pihak² yg terkait yg mau gk mau harus mengevakuasi jenazahmu kawan,” tulis warganet
Saat dikonfirmasi Humas Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Syarif Hidayat menyayangkan aksi pemuda yang duduk di tepi kawah itu. Menurutnya pemuda itu tidak menghormati ketentuan dan aturan.
"Kami harap itu tidak untuk ditiru dan tidak terulang untuk pengunjung lainnya," lanjut Syarif kepada wartawan, Selasa.
Syarif mengimbau kepada pengunjung TNBTS untuk dapat bersama-sama menjaga ketertiban, keamanan dan kenyamanan serta menghormati ketentuan dan aturan yang berlaku.
“Sekaligus menjaga dan menghormati kearifan lokal masyarakat Tengger,” pungkasnya