Bisa Bikin Kaya 7 Turunan, Ini 6 Fakta Misteri Gunung Kawi
- www.commons.wikimedia.org/Bernard Gagnon
VIVA Trending – Gunung Kawi terletak di Desa Wonosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur dan terletak sekitar 15 km dari kota Malang. Ketinggian gunung ini mencapai 2.551 mdpl dan sering dikunjungi oleh orang-orang malas bekerja, namun ingin cepat kaya.
Gunung Kawi yang berada di daerah Malang, Jawa Timur, selalu menjadi perbincangan dan erat hubungannya berada dengan kegiiatan spiritual atau mistis. Pasalnya, di Gunung Kawi sendiri kerap dijadikan sebagai tempat pemujaan, kegiatan spiritual, pesugihan atau tempat ritual untuk mendapatkan kekayaan.
Banyak masyarakat percaya bahwa Gunung Kawi biasa disebut gunung biasa, dan percaya bahwa gunung ini memiliki mustika kekayaan. Berbagai macam kekuatan gaib di sana mampu mendengar setiap keinginanmu.
Lalu, bagaimana fakta menyeramkan yang berada di Gunung Kawi Ini? Simak ulasan VIVAÂ yang dilansir dari berbagai sumber sebagai berikut.
1. Pohon Dawandaru
Di Gunung Kawi ada sebuah pohon yang ditanam oleh Eyang Sujogo. Pohon itu juga disebut-sebut sebagai tongkat milik.
Terletak di area pemakaman, pohon dawandaru ini disebut juga sebagai shian-to atau pohon dewa oleh orang Tionghoa. Para peziarah sering menunggu dahan, buah atau daunnya yang jatuh.
Katanya bila buah atau dasunnya disimpan, dapat menambah kekayaan untuk orang tersebut. Namun seperti namanya, dibutuhkan kesabaran hingga berbulan-bulan untuk menunggu beberapa bagian dari pohon itu jatuh.
2. Rumah Padepokan Eyang Sujo
Pertama kali didirikan di Blitar, Jawa Timur, rumah padepokan ini dikabarkan memiliki koneksi dengan pesugihan Gunung Kawi. Rumah padepokan ini diberikan kepada pengikut terdekat Eyang Sujo yang bernama Ki Maridun.
Terdapat berbagai peninggalan yang dikeramatkan milik Eyang Sujo antara lain bantal dan guling yang berbahan batang pohon kelapa, serta tombak pusaka semasa perang Diponegoro.
3. Petilasan Prabu Sri Kameswara
Terdapat di ketinggian 700 meter dan sekitar setengah jam dari makam Eyang Sujo dan Jugo, terdapat sebuah keraton yang pernah menjadi milik Prabu Kameswara. Dia merupakan pangeran dari Kerajaan Kediri yang beragama Hindu.
Dulu dikabarkan bahwa setelah sang prabu selesai bertapa di tempat itu, beliau berhasil menyelesaikan politik di kerajaannya. Kini, petilasan tersebut telah digunakan sebagai tempat pemujaan dan praktik pesugihan.
4. Jumat Legi dan 12 Suro
Banyak sekali aktivitas ritual yang dilakukan saat Jumat Legi, karena hari itu dikenal sebagai hari pemakaman Eyang Jugo (Kyai Zakaria II). Sedangkan tanggal 12 bulan Suro adalah hari diperingati wafatnya Eyang Sujo (Raden Mas Iman Sudjono).
Menurut cerita, ketika melakukan ritual di dalam bangunan makam, tidak diperbolehkan adanya batasan yang negatif. Dan disarankan sebelum memulai membersihkan badan dengan mandi keramas terlebih dahulu.
5. Penuhi Tumbal Pesugihan
Ritual pesugihan Gunung Kawi disebut-sebut dilakukan dengan cara sederhana. Para peziarah diwajibkan untuk melakukan 'tapabrata' selama 3 hari di bawah pohon keramat.
Namun, sebelum melakukan pertapaan, pelaku pesugihan diwajibkan untuk melakukan mandi suci yang dipimpin oleh juru kunci di sana. Saat melakukan penyucian ini, pelaku pesugihan harus melakukan kontrak mati dengan penguasa gaib Gunung Kawi.
Setiap orang yang meminta pesugihan harus menawarkan untuk memberikan tumbal nyawa setiap tahun. Hal itu guna melanggengkan kekayaannya.
Mengerikannya, tumbal yang diminta adalah kerabat yang masih memiliki hubungan darah dengannya. Setelah melakukan ritual, daun Dewandaru akan jatuh dan pelaku pesugihan harus menyimpan daun itu seumur hidup. Dari mitos yang beredar, daun Dewandaru mampu memberikan rezeki dan memberikan uang gaib setiap hari.
6. Air Bertuah
Di kawasan pesugihan Gunung Kawi juga ada kendi yang berisi air bertuah. Air itu disebut mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit. Banyak yang tidak percaya, air bertuah ini disebut-sebut sebagai tetesan dari sumur zam-zam.