Viral! Saudara Kembar Korban Tragedi Paiton Harap Bisa Putar Waktu

Tragedi paiton
Sumber :
  • Twitter

VIVA – Tragedi Paiton kembali viral di media sosial pada 2022, setelah kanal YouTube Kisah Tanah Jawa mengunggah kisah tersebut. Tim Kisah Tanah Jawa berkesempatan bertemu dengan keluarga korban.

Israel Lakukan 138 Serangan di Lebanon Selatan, 7 Warga Sipil Tewas

Ada satu kisah saudara kembar yang satu berada di bis lain, dan satu berada dalam bis maut Tragedi Paiton tersebut. Ia berharap bisa memutar waktu agar kejadian naas tersebut tak terjadi.

"Andaikan waktu bisa diputar, ingin selamanya bersamanya," ungkap keluarga korban.

30 Rumah di Tambora Hangus Terbakar, 5 Orang Tewas Terpanggang

Selain itu, orangtua yang kehilangan sang putri juga menceritakan bagaimana mobil ambulance datang dengan foto wajah korban di depan mobil untuk menandai jenazah.

"Jenazah satu ambulance satu, jadi ada yang jemput di lapangan sekolah, di mobil ambulance itu sudah ditempelin foto (jenazah) jadi suruh nitik (menandai) sendiri-sendiri," ujar orang tua korban.

Kebakaran Speedboat Rombongan Cagub Malut Benny Laos, 5 Orang Tewas

Seperti diketahui, tragedi Paiton 2003 adalah sebuah kecelakaan bus pada 8 Oktober 2003 yang menewaskan 51 orang penumpangnya. Kecelakaan terjadi di Jalan Raya Situbondo-Probolinggo, Kecamatan Banyuglugur, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur dekat PLTU Paiton, sehingga kejadian ini juga dikenal dengan nama Tragedi Paiton. Rombongan sedang dalam perjalanan pulang ke Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta setelah melakukan karyawisata di Bali.

Hampir seluruh korban merupakan siswa-siswi SMK Yapemda 1 Sleman, yakni sebanyak 51 orang. Sisanya adalah dua guru dan satu pemandu wisata. Seluruh korban tewas terbakar setelah tidak berhasil membuka pintu atau memecahkan kaca bus untuk menyelamatkan diri.

Korban tewas banyak ditemukan di bagian belakang bus, tepatnya di dekat pintu. Para saksi menduga bahwa para penumpang berusaha ke luar dari sana tapi pintu tersebut justru tidak dapat dibuka.

Di dalam bus juga tidak dilengkapi alat pemecah kaca, sehingga penumpang tidak dapat menyelamatkan diri ketika bus terbakar. Sementara itu, sang sopir bisa selamat setelah melompat dari bus sedangkan kernetnya memecah kaca bagian depan.

Rombongan karyawisata SMK Yapemda 1 Sleman menggunakan tiga bus. Ketika kecelakaan terjadi, dua bus lainnya tidak mengetahui hal tersebut dan tetap melanjutkan perjalanan seperti biasa hingga tiba di Sleman.

Pascakecelakaan terjadi, warung-warung di dekat lokasi kejadian memilih tutup karena merasa. Standar keselamatan bus berangsur-angsur ditingkatkan untuk mengurangi kemungkinan kejadian serupa terjadi. Palu pemecah kaca, APAR, dan pintu darurat, juga diwajibkan ada di bus-bus mutakhir sebagai standar keselamatan.

Karena bnyaknya jumlah korban meninggal, pihak RSUD Situbondo terpaksa harus mengawetkan jenazah menggunakan balok es. Saat itu, jenazah juga hanya ditempatkan di lorong karena ruang kamar mayat tidak terlalu besar. Kebanyakan jenazah mengalami luka bakar yang serius, bahkan ada bagian tubuh yang hilang dan beberapa sulit dikenali.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya