Bully Teman Sendiri, Cowok Ini Akhirnya Dipenjara
- Pisabay/ anemone123
VIVA – Penindasan atau bullying merupakan satu masalah yang berkembang di seluruh dunia yang masih sulit dicegah dan dipecahkan. Tak sedikit yang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya setelah menerima pelecehan fisik, verbal, dan emosional, dari teman sekelas mereka.
Mirisnya, tak sedikit yang menganggap remeh kasus yang satu ini. Insiden bullying hanya dianggap sebagai perkelahian kecil antar siswa, dan orang dewasa jarang mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Pada akhirnya, para korban dipaksa berjuang dengan cara mereka sendiri.
Kisah tentang bullying juga dialami oleh wanita yang satu ini. Dilansir dari Viral4Real, Wang Jingjing dari Tiongkok, mengalami pelecehan dari teman sekelasnya di SMA, bernama Jiang Qi, selama sembilan tahun sejak 2009.
Ia di-bully secara fisik dan verbal saat berada di Sekolah Menengah Zhejiang Wenling. Bahkan, Wang pernah berusaha untuk bunuh diri saat itu. Qi bahkan pernah menyebarkan rumor palsu tentang Wang di situs media sosial Tiongkok, dengan mengatakan bahwa Wang sebenarnya adalah seorang pelacur, dan ia berbohong mengenai kekayaannya.
Gara-gara rumor tersebut, Wang sempat di-bully oleh siswa lainnya. Wang menjelaskan bahwa dirinya sempat ditampar berulang kali oleh seorang siswa tanpa alasan tertentu.
Wang awalnya berpikir bullying akan berakhir setelah ia lulus dari sekolah menengah, tapi ternyata tidak. Qi dapat melacaknya dan mulai mem-bully dia lagi. Wang akhirnya sadar bahwa ia tak boleh diam saja. Wang pun mengumpulkan 14 bukti postingan Qi yang berisi penghinaan serta komentar memfitnah lainnya yang ditinggalkan oleh lelaki itu di Zhihu, sebuah situs media sosial di Tiongkok. Akhirnya, Wang mengajukan gugatan resmi terhadap Qi.
Dalam gugatannya, Wang memberikan bukti di mana saat itu Qi mengatakan bahwa dia,“Hanya mengenakan tarif 500 yuan (sekitar US$80) untuk satu malam.” potongan-potongan bukti tersebut memberikan harapan baru untuk Wang. Apa yang dilakukan oleh Wang pun mendapat pujian dari banyak orang.
Jalan hukum yang ditempuh Wang tentu saja beralasan. Wang tak mau ada orang yang senasib dengannya. “Saya berharap korban intimidasi di kampus dan kekerasan dunia maya dapat melindungi kepentingan dan hak mereka sendiri seperti saya, dan tidak membiarkan hidup mereka hancur oleh kesalahan orang lain,” jelas Wang.