Marcella Zalianty
- VIVA.co.id / Putri Firdaus
VIVA.co.id – Medio akhir tahun 2008 sebuah berita mengejutkan datang dari aktris peraih Piala Citra Marcella Zalianty, gadis cantik ini dituduh melakukan penganiayaan pada Agung Setiawan di sebuah hotel di bilangan Wahid Hasyim, Jakarta. Selain Marcella, kakak beradik pembalap Ananda Mikola dan Moreno Soeprapto terseret juga dalam kasus ini. Agung Setiawan sendiri adalah desainer interior yang rencananya akan mempercantik kantor milik Marcella Zalianty.
Kasusnya sendiri merebak saat Agung yang diminta untuk mendesain kantor Marcella diputus secara sepihak kontraknya yang bernilai Rp 50 Juta. Entah apa alasan Agung tidak terpakai lagi oleh Marcella, yang jelas Agung ketika itu diwajibkan untuk mengembalikan kontrak senilai Rp 50 Juta. Sayangnya, Agung yang sudah menerima Rp 50 Juta tidak memiliki uang sebesar Rp 50 Juta. Agung hanya dapat mengembalikan uang Rp 30 Juta dari Rp 50 Juta yang sudah disetor Marcella dan Ananda Mikola untuk mendesain kantor baru mereka di bilangan Cikini, Jakarta.
Kasus yang sempat membuat Marcella Zalianty masuk bui selama enam bulan ini karena tuduhan penganiayaan dan pelecehan seksual pada Agung akhirnya berakhir dengan putusan bebas untuk Marcella Zalianty dan Ananda Mikola pada 23 Juni 2009 oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Sebelum kasus ini merebak, sebenarnya Marcella sedang merintis kareir menjadi seorang sutradara. Dia rencananya akan membesut "Lastri", sebuah kisah tentang perjuangan perempuan yang mengambil latar peristiwa kelama pasca 1965. Sayangnya belum apa-apa, proyek ini sudah menuai protes keras. Dikabarkan kalau film ini akan mengundang paham komunisme di wilayah yang bakal menjadi tempat syuting, "Lastri" pun terkatung-katung tanpa kejelasan.
Setelah bebas dari penjara, pada medio akhir bulan Desember 2009, wanita yang memiliki tinggi 172 cm ini sempat mengungkapkan dirinya mengaku masih belum ingin terjun kembali menjadi aktris film atau sinetron. Disinggung soal kelanjutan produksi "Lastri", Marcella juga memilih bungkam.
Marcella sendiri mengaku lebih suka bekerja di belakang layar daripada kembali jadi pemain. Kegagalan memfilmkan “Lastri” yang baginya untuk kepentingan negara adalah sebuah pembelajaran dan pengalaman berharga menjadi seseorang di balik layar. Dia berjanji akan lebih matang dalam berkonsep tentang sebuah produksi nantinya.
Lahir di Jakarta pada 7 Maret 30 1980, Marcella adalah putri kandung dari aktris senior Tetty Liz Indriati. Marcella sendiri memiliki seorang adik perempuan yang berprofesi juga sebagai aktris, Olivia Zalianty. Dalam darahnya mengalir keturunan Tionghoa dan Batak, sejak kecil ia sudah tinggal dengan bersama sang ibu yang terkenal disiplin dalam mendidik anak-anaknya.
Marcella sendiri mengaku awalnya tidak ingin mengikuti jejak sang bunda menekuni dunia hiburan tanah air yang sarat dengan unsur glamor. Dia mengaku cukup iba melihat sang ibu yang banting tulang syuting hingga larut malam setiap harinya sejak mereka kecil.
“Cerita Cinta”, sebuah produksi sinetron yang tayang di stasiun televisi Indosiar pada tahun 1999 adalah catatan debut Marcella Zalianty sebagai seorang aktris professional. Berawal dari situ, aktingnya memikat Rudi Soedjarwo yang saat itu sedang membangun karier sebagai sutradara muda di tengah mati surinya perfilman nasional.
Bersama dengan sutradara Rudi Soedjarwo, Marcella Zalianty sempat bermain dalam dua film independen arahan sutradara plontos ini, antara lain “Bintang Jatuh dan “Tragedi”, kedua film ini rilis di bioskop secara terbatas pada tahun 2000. Talentanya makin terasah saat sutradara muda lainnya Riri Riza memakai Marcella sebagai peran pembantu untuk film indie yang dia besut pada tahun 2002 “Eliana, eliana”.
Berturut-turut, hadir akting Marcella Zalianty dalam banyak ragam jenis film, mulai dari horor, drama komedi, hingga drama psikologi. Walaupun tidak mencetak rekor yang luar biasa, rata-rata film yang dibintanginya mempertontonkan sisi akting Marcella. Film-film yang dibintanginya antara lain adalah “Tusuk Jelangkung” (2003), “The Soul” (2003), “Missing” (2005), “Brownies” (2005), “Belahan Jiwa” (2005), hingga “Denias, Senandung Diatas Awan” (2006).
Permainannya yang gemilang dalam drama “Brownies” arahan sutradara muda Hanung Bramantyo diganjar penghargaan Piala Citra sebagai “Pemeran Utama wanita Terbaik” di ajang Festival Film Indonesia 2005. Saat itu Marcella sukses mengalahkan para pesaingnya seperti Cornelia Agatha Dachlia yang bermain bagus sebagai junkie dalam “Detik Terakhir” dan Sigi Wimala yang baru pertama kali bermain layar lebar lewat “Tentang Dia” dan langsung masuk nominasi utama. Selain Lia dan Sigi, Marcella juga sukses mengalahkan Laudya Cinthya Bella dan Anggie, dimana keduanya dinominasikan atas permainan akting yang gemilang dalam drama “Virgin”.
Di saat perfilman nasional makin kondusif dan berkembang luas, Marcella pun membatasi diri untuk bermain film dengan kisah yang bagus, di sini kita bisa menyaksikan Marcella berakting gemilang dalam “Denias, Senandung Di Atas Awan” yang merupakan masterpiece dari John de Rantau. Sisi lain akting Marcella yang luar biasa semakin terasah saat dirinya diajak sutradara senior Garin Nugroho untuk ikut memperkuat “Under The Tree” yang kisahnya berat.
Terakhir, sebelum bermasalah dengan hukum, Marcella terlibat acting dalam sebuah film pendek yang merupakan gabungan dari beberapa kisah horor dan fantasi bertitel “TAKUT”. Dalam segmen “Show Unit”, Marcella yang harus beradu akting dengan Lukman Sardi di bawah arahan Rako Prijanto mampu menampilkan kualitas akting yang memang menjadi andalannya.
Selanjutnya, setelah Marcella bebas dari masalah hukum yang dideranya. Kasus hukum bukan halangan untuk berkarier baginya. Ia mulai bangkit kembali dengan bermain film layar lebar yaitu “7 Hati 7 Cinta 7 Wanita” (2010) dan “Batas” (2011).
BIODATA:
Nama Lengkap | : Marcella Zalianty |
Nama Panggilan | : Marcella |
Tanggal Lahir | : Jakarta, 7 Maret 1980 |
Pekerjaan | : Artis, model |
KELUARGA | |
Suami | : Ananda Mikola |
Anak | : Kana Mahatma Soeprapto |
Aryton Magali Sastra Soeprapto |
KARIER
Filmografi
- Bintang Jatuh (2000)
- Tragedi (2001)
- Eliana, Eliana (2002)
- Tusuk Jelangkung (2003)
- The Soul (2003)
- Brownies (2005)
- Missing (2005)
- Belahan Jiwa (2005)
- Denias, Senandung Diatas Awan (2006)
- Under The Tree (2008)
- Takut: Faces of Fear (2008) - Segmen Show Unit
- Lastri (2009)
- 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita (2010)
- Batas (2011)
Sinetron
- Cerita Cinta (Indosiar, 1999)
- Sephia (SCTV, 2002)
- Target Ciuman (SCTV, 2002)
- Walau Laut Memisahkan Kita (RCTI, 2003)
- Malam Pertama (SCTV, 2003)
- Kapan Kita Pacaran Lagi (RCTI, 2005)
- Kacamata Kaca (ANTV, 2006)
- Menanti Surga (Astro, 2007)
- Torrente (Venevision, 2008)
- La Ex (Televisa, 2008)
Penghargaan
- Pemeran Utama wanita Terbaik” film Brownies (Festival Film Indonesia 2005)