Muladi

Muladi
Sumber :
  • viva.co.id

VIVA.co.id – Muladi lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 26 Mei 1943. Ia merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara dari pasangan Dasijo Darmo Soewito dan Sartini. Sang ayah bekerja sebagai reserse polisi, karena tuntutan tugas, mengharuskan  ia dan keluarganya tinggal di Semarang. Muladi menikah pada usia 21 tahun, dengan Nany Ratna Asmara dan mendapatkan empat orang anak dari pernikahannya. 

Politikus PDIP Minta Ronald Tannur Dicekal ke Luar Negeri Pasca Divonis Bebas Hakim

Sewaktu kecil, Muladi dikenal sebagai anak yang nakal. Karena kenakalannya itu membuatnya dua kali tidak lulus sekolah ketika SD dan SMP. Namun, ia tetap bisa melanjutkan sekolah ke SMA Institut Indonesia. Ia kemudian melanjutkan ke Fakultas Hukum, Universitas Diponogro (Undip) dan meraih gelar sarjana hukum pada usia 25 tahun.

Dalam dunia pendidikan, Muladi terbilang beruntung. Dia mengenyam pendidikan dari dasar hingga doktor. Dia kuliah di International Institute of Human Rights di Strasbourg, Prancis, lalu meneruskan doktor Ilmu Hukum di Universitas Padjajaran (Unpad), Bandung, dengan predikat cumlaude.

Petinggi PPP Sebut Hamzah Haz Politikus Teduh dan Nyaris Tak Pernah Berkonflik

Selama menjadi mahasiswa, Muladi aktif sebagai anggota Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), resiman mahasiswa (menwa). Tak hanya itu, dia juga memulai kariernya semasa kuliah, dengan bekerja sebagai karyawan OPS Minyak dan Gas Bumi, Jawa Tengah,  pada 1966-1969.

Setelah lulus kuliah, Muladi lebih tertarik berkosentrasi mengabdi di kampusnya. Dia menjadi dosen, guru besar, hingga menjadi Rektor Universitas Diponegoro, 1994-1998. Namanya mulai menasional saat ditunjuk menjadi anggota MPR dari Fraksi Utusan Daerah, pada tahun 1997.

Profil Sudaryono, Aspri Prabowo yang Akan Dilantik Jadi Wamentan Sore Ini

Namun, namanya makin tersohor saat pergantian kekuasan presiden, dia menjadi  Menteri Kehakiman (Menkeh) Kabinet Pembangunan VII (1998), era Presiden Soeharto, dan Kabinet Reformasi Pembangunan merangkap Menteri Sekretaris Negara (1998-1999), era Presiden B.J. Habibie. Sayang, dia hanya sebentar dalam mengemban anmanat presiden, karena ada pergantian presiden baru, dari Habibie ke Presiden Abdurrahman Wahid.

Setelah tidak menjadi menteri,  pada 2000-2001 ia menjadi Hakim Agung RI. Namanya naik lagi saat dia ditunjuk menjadi Gubernur Lemhanas. Dia menjadi gubernur Lemhanas terlama sejak 2005-2011. Karier di partai, ia menjadi Ketua DPP Partai Golkar Bidang Hukum dan HAM sejak 2009-2014 sekaligus juga sebagai Ketua Mahkamah Partai Golkar.

***

BIODATA 

Nama : Prof. Dr. H. Muladi, SH
Tempat, Tanggal Lahir  : Surakarta, Jawa Tengah, 26 Mei 1943
Pekerjaan  : Politikus
Agama  : Islam
   
KELUARGA   
Istri : Nany Ratna Asmara
Anak : Rina Irawati
    Diah Sulistyani
    Aida Fitriani
    Erlina Kumala Esti

 

PENDIDIKAN

  • SD, Lulus
  • SMP, Lulus
  • SMA, Lulus
  • S1, Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, Semarang, 1968
  • S2, International Institute of Human Rights di Strasbourg, Perancis, 1979
  • S3, Ilmu Hukum Program Pascasarjana FH Universitas Padjajaran, Bandung, 1984

 
KARIER

  • Aktif di Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)
  • Resiman Mahasiswa (Menwa) Undip, Jawa Tengah
  • karyawan OPS Minyak dan Gas Bumi, Jawa Tengah, 1966-1969
  • Rektor Universitas Diponegoro,1994-1998
  • Ketua Delegasi Indonesia pada Kongres Crime on Prime Prevention and Criminal Justice (ECOSOC) (1991-1998)[8]
  • Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat RI, Fraksi Utusan Daerah, 1997-1999
  • Anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia,1993-1998
  • Menteri Kehakiman (Menkeh) Kabinet Pembangunan VII, 1998 
  • Menteri Kehakiman Kabinet Reformasi Pembangunan merangkap Menteri Sekretaris Negara, 1998-1999
  • Ketua Institute for Democracy and Human Rights di The Habibie Center, Jakarta,1999-2002
  • Gubernur Lemhannas, 2005-2011
  • Ketua DPP Partai Golkar Bidang Hukum dan HAM, 2009-2014
  • Anggota Dewan Komisaris Pertamina
  • Ketua Badan Pengelola Gelora Senayan dan Kemayoran
  • Hakim Agung RI, September 2000-Juni 2001
  • Ketua Mahkamah Partai Golkar, 2009-2014

 

PENGHARGAAN

  • Dwija Sista dari Departemen Pertahanan dan Keamanan, 1991
  • Man of the Year dari Harian Suara Merdeka, Semarang, 1995
  • Satya Lencana Karya Satya 20 tahun dari Presiden RI, 1995
  • DAN VI Karate (INKAI), 1998
  • Bintang Mahaputra Adi Pradana Kelas II dari Presiden RI, 1999
  • The Best Alumni of Undip, 2003
  • Bintang Bhayangkara Utama dari Presiden RI, 2006
Pemungutan suara atau pencoblosan di pemilu. (Foto ilustrasi).

Jelang Pilkada 2024, Pengamat Soroti Fenomena Politikus 'Kutu Loncat'

Fenomena kutu loncat dinilai jadi trend bagi politikus untuk mempertahankan kekuasaannya agar terpilih di periode selanjutnya.

img_title
VIVA.co.id
16 Agustus 2024