Ahmad Hasyim Muzadi
- Istimewa
VIVA.co.id – Ahmad Hasyim Muzadi lahir di Bangilan, Tuban, Jawa Timur, 8 Agustus 1944 dari pasangan H. Muzadi dan Hj. Rumyati. Hasyim menikah dengan Mutammimah. Hasyim kecil dibesarkan dalam lingkungan Nahdlatul Ulama (NU).
Pada usia 6 tahun, Hasyim Muzadi mulai masuk pendidikan di madrasah Ibtidaiyah, lalu pindah ke sekolah dasar (SD) dan masuk satu tahun di tingkat SMP. Dia tidak menuntaskan sekolah SMP-nya di Tuban, tetapi dia memutuskan untuk melanjutkan di pondok pesantren. Pada usia 12 tahun, dia masuk ke Pondok Pesanteran Modern Gontor, Ponorogo, Jawa Timur. Di pondok ini, dia selesaikan selama 12 tahun.
Usai dari Gontor dia ingin mendalami khazanah Islam klasik di pesantren tradisional milik kiai-kiai Nahdlatul Ulama (NU). Tidak tanggung-tanggung dia mondok kembali untuk menjadi santri di Pondok Pesantren (PP) Senori, Tuban, Jawa Timur dan PP Lasem di Jawa Tengah.
Setelah matang keilmuan keislamaannya, dia meneruskan pendidikan ke perguruan tinggi Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Malang, Jawa Timur. Bekal ilmunya juga dia gunakan untuk mengasuh pondok Pesantren Al Hikam di Malang, Jawa Timur.
Sejak mahasiswa, Hasyim aktif di berbagai kegiatan. Dia ikut Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan pernah menjadi pemimpin organisasi tersebut. Karier politiknya dimulai saat dia masuk Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Jawa Timur. Dari sana, dia menjadi anggota DPRD Malang dan juga DPRD Jawa Timur.
Di sisi lain, kultur NU-nya menarik Hasyim untuk membesarkan ormas Islam terbesar di Indonesia ini. Pada tahun 1992, Hasyim terpilih menjadi Ketua Pengurus Wilayah NU Jawa Timur. Kariernya terus menanjak pada tahun 1999, dia terpilih menjadi Ketua Umum PB NU selama dua periode sampai tahun 2010.
Bersamaan dengan ketokohannya saat itu, Hasyim pernah diminta sebagai calon wakil presiden mendampingi calon presiden Megawati Soekarnoputri pada Pilpres 2004. Hasilnya memang belum memuaskan dan yang memenangkan saat itu pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla.
Meski demikian, setiap kali Pilpres, para calon pasti minta suwon atau minta dukungan kepada Hasyim. Pada Pilpres 2014, Hasyim lebih condong ke pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla ketimbang Prabowo Subianto-Hatta Radjasa.
Di awal berjalannya kabinet baru Presiden terpilih Joko Widodo, Hasyim diminta untuk menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) bersama sembilan orang lainnya utuk periode 2015-2019.
BIODATA
Nama Lengkap | : K.H Ahmad Hasyim Muzadi |
Nama Panggilan | : Kiai Hasyim |
Tempat, Tanggal Lahir | : Bangilan, Tuban, Jatim, 8 Agustus 1944 |
Agama | : Islam |
Jabatan | : Ketua Umum PB NU, 2004-2010 |
PENDIDIKAN
- Madrasah lbtidaiyah Tuban-Jawa Timur, Tahun 1950-1953
- SD Tuban-Jawa Timur, Tahun 1954-1955
- SMPN I Tuban-Jawa Timur, Tahun 1955-1956
- KMI Gontor, Ponorogo-Jawa Timur, Tahun 1956-1962
- PP Senori, Tuban-Jawa Timur, Tahun 1963
- PP Lasem-Jawa Tengah, Tahun 1963
- IAIN Malang-Jawa Timur, Tahun 1964-1969
KARIER
- Pelajar Islam Indonesia (PII), 1960-1964
- Ketua Ranting NU Bululawang-Malang
- Ketua Anak Cabang GP Ansor Bulul,awang-Malang, 1965
- Ketua Cabang PMII Malang, 1966
- Ketua KAMI Malang, 1966
- Ketua Cabang GP Ansor Malang, 1967-1971
- Wakil Ketua PCNU Malang, 1971-1973
- Ketua DPC PPP Malang, 1973-1977
- Ketua PCNU Malang, 1973-1977
- Ketua PW GP Ansor Jawa Timur, 1983-1987
- Ketua PP GP Ansor, 1985-1987
- Sekretaris PWNU Jawa Timur, 1987-1988
- Anggota DPRD Tingkat II, Malang-Jawa Timur
- Anggota DPRD Tingkat I, Jawa Timur 1986-1987
- Wakil Ketua PWNU, Jawa Timur 1988-1992
- Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam, Malang, Jawa Timur
- Ketua PWNU Jawa Timur, 1992-1999
- Ketua Umum PBNU, 1999-2004, 2004-2010
- Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, 2015-2019