Said Aqil Siradj
- VIVAnews/Irvan Beka
VIVA.co.id – Said Aqil Siradj lahir di Cirebon, Jawa Barat, 3 Juli 1953. Said Aqil Siradj menikah dengan Nur Hayati Abdul Qodir dan dikaruniai empat orang anak; Muhammad Said Aqil, Nisrin Said Aqil, Rihab Said Aqil, dan Aqil Said Aqil.
Said Aqil Siradj mulai sekolah di Madrasah Tarbiyatul Mubtadi'ien, Kempek, Cirebon. Pada usia 12 tahun, ia mondok di Hidayatul Mubtadi'en, Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur. Di sini dia menjadi santri selama lima tahun. Dia juga meneruskan mengajinya di Pesantren Al-Munawar Krapyak, Yogyakarata, selama tiga tahun dan lulus pada usia 22 tahun.
Pendidikannya berlanjut. Dia meneruskan pendidikannya ke luar negeri. Said Aqil Siradj mengambil pendidikan S1-nya di Fakultas Ushuluddin dan Dakwah di Universitas King Abdul Aziz, Arab Saudi. Dia berhasil lulus pada tahun 1982. Kepalang tanggung, dia meneruskannya ke jenjang yang lebih tinggi. Dia mengambil S2 jurusan Perbandingan Agama dan S3 jurusan Aqidah dan Filsafat Islam di Universitas Umm al-Qura, Mekah, Arab Saudi, dan berhasil meraih doktor pada usia 41 tahun.
Sejak mahasiswa, Siradj terlibat aktif di organisasi Nahdlatul Ulama (NU), di antaranya adalah menjadi sekertaris PMII Rayon Krapyak, Yogyakarta, dan menjadi Ketua Keluarga Mahasiswa NU (KMNU) Mekah pada tahun 1983-1987. Selain menjadi pengurus organisasi, ia juga mempunyai kegiatan lainnya, menjadi tim ahli bahasa Indonesia dalam surat kabar harian Al-Nadwah Mekkah di tahun 1991
Sekembalinya dari Timur Tengah, Aqil Siradj makin aktif di tingkat nasional. Keahliannya dalam kajian keislaman, dia diminta menjadi dosen di berbagai kampus di dalam negeri. Di antaranya dia tercatat sebagai dosen di Institut Pendidikan Tinggi Ilmu Alquran (PTIIQ), Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta pada tahun 1995. Bahkan dua tahun kemudian ia menjadi Wakil Direktur Universitas Islam Malang.
Selain berkecimpung di dunia akademisi, dia juga terlibat dalam dunia gerakan lintas agama dan anti driskiminasi dengan menjadi Penasehat Gerakan Anti Diskriminasi Indonesia (Gandi) dan pada tahun yang sama Ia menjadi Wakil Ketua Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) kerusuhan Mei 1998.
Namanya makin menasional saat dia dicalonkan sebagai ketua umum PB NU. Dia menggantikan ketua umum sebelumnya KH. Hayim Muzadi. Siradj berhasil menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk periode 2010-2015. Sukses membawa NU, ia kembali dipercaya menjadi ketua umum PB NU 2015-2020
***
BIODATA
Nama Lengkap | : Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj, M.A |
Nama Panggilan | : Siradj |
Agama | : Islam |
Tempat,Tanggal Lahir | : Cirebon, 3 Juli 1953 |
Jabatan | : Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama 2015-2020 |
KELUARGA | |
Istri | : Hj. Nur Hayati Abdul Qodir |
Anak | : Muhammad Said Aqil |
Nisrin Said Aqil | |
Rihab Said Aqil | |
Aqil Said Aqil |
PENDIDIKAN
- Madrasah Tarbiyatul Mubtadi’ien Kempek Cirebon
- Hidayatul Mubtadi’en Pesantren Lirboyo Kediri, 1965-1970
- Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta,1972-1975
- S1, Ushuluddin dan Dakwah, Universitas King Abdul Aziz, 1982
- S2, Perbandingan Agama, Universitas Umm al-Qura, Mekah, 1987
- S3, Aqidah / Filsafat Islam, University of Umm al-Qura, Mekah, 1994
KARIER
- Sekertaris PMII Rayon Krapyak, Yogyakarta, 1972-1974
- Ketua Keluarga Mahasiswa NU (KMNU) Mekkah, 1983-1987
- Tim ahli bahasa Indonesia, Surat Kabar Harian Al-Nadwah Mekah,1991
- Dosen di Institut Pendidikan Tinggi Ilmu Alquran (PTIQ),1995-1997
- Dosen pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 1995
- Wakil Katib ‘aam PBNU, 1994-1998
- Wakil Direktur Universitas Islam Malang (Unisma),1997-1999
- Katib ‘Aam PBNU, 1998-1999
- Penasihat fakultas di Universitas Surabaya (Ubaya), 1998
- Wakil ketua dari lima tim penyusun rancangan AD /ART PKB,1998
- Penasehat Gerakan Anti Diskriminasi Indonesia (Gandi),1998
- Ketua Forum Komunikasi Kesatuan Bangsa (FKKB), 1998
- Penasehat Pusat Kajian Timur Tengah dan Islam UI, 1998
- Wakil Ketua Tim Gabungan Pencari fakta (TGPF) Kerusuhan Mei,1998
- Ketua TGPF Kasus pembantaian Dukun Santet Banyuwangi,1998)
- Dosen luar biasa di Institut Islam Tribakti Lirboyo Kediri, 1999
- Penasehat PMKRI, 1999
- Ketua Panitia Muktamar NU XXX di Lirboyo Kediri,1999
- Penasehat Masyarakat Pariwisata Indonesia (MPI), 2001
- Anggota Kehormatan MATAKIN, 1999-2002
- Dosen Universitas NU Solo, 2003
- Dosen Pascasarjana ST Ibrahim Maqdum, Tuban, 2003
- Rais Syuriah PBNU,1999-2004
- Ketua PBNU, 2004
- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), 2010-2015
- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), 2015-2020