Rekor Fenomenal Kevin/Marcus, Asa Besar Bulutangkis RI

Ganda putra Indonesia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon
Sumber :
  • PP PBSI

VIVA – Sektor ganda putra Merah Putih kembali jadi sorotan dunia. Ya, torehan memukau tersebut kini mampu dibuktikan oleh duet Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon sepanjang tahun 2017.

Tragis, Penghancur Raja Bulutangkis Gagal Juara German Open 2022

Kerap menjadi tumpuan skuat Pelatnas Cipayung meraih gelar di sejumlah ajang bergengsi, misi tersebut rupanya sukses dibayar duo Minions dengan tuntas. Diproyeksi sebagai pengganti ideal pasangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, pencapaian Kevin/Marcus justru melampaui ekspektasi tersebut.

Bermodalkan koleksi "lumayan" dalam kiprahnya pada tahun 2016, 3 gelar Superseries (India Open, Australian Open, China Open) plus sebuah trofi Grand Prix Gold (Malaysia Masters) mampu dikonversikan 2 kali lipat oleh ganda yang dipasangkan pada 2015 tersebut.

Tragis, Raja Bulutangkis Dunia Tersingkir dari German Open 2022

Meski demikian, perlu waktu sebenarnya bagi Kevin/Marcus untuk menatap sejumlah tantangan pada tahun 2017.

Hal ini mengingat masih berbalutnya kekecewaan gagal lolos ke Olimpiade Rio 2016 dan tersingkir pada Hong Kong Open serta penyisihan grup BWF World Finals Superseries 2016.

Tragis, Juara All England Hancur di Semifinal German Open 2022

Menyikapi hal tersebut, Kepala Pelatih Ganda Putra Pelatnas PBSI, Herry Iman Pierngadi, menuturkan ada sejumlah faktor yang menjadikan pilar andalan Indonesia ini masih perlu pemantapan.

"Untuk Kevin/Marcus yang harus tersingkir di babak pertama Hong Kong Open meski sebelumnya juara di China Open, mereka mengakui memang fokus sudah menurun. Tenaga dari tangan mereka juga cukup terkuras, dan tak langsung pulih saat di Hong Kong," ujar Herry IP pada akhir 2016 lalu.

Alhasil, sejumlah evaluasi pun diterapkan kepada Kevin/Marcus demi memuluskan sejumlah target bidikan pasangan tersebut pada tahun 2017.

Hal ini menjadi krusial, sebab praktis kini Kevin/Marcus dan Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi yang jadi tulang punggung utama ganda putra pasca mundurnya Hendra Setiawan dari Pelatnas Cipayung pada akhir 2016 lalu.

"Tentunya ini jadi tantangan untuk PBSI, karena situasi kali ini berbeda dengan saat berakhirnya era Candra Wijaya/Sigit Budiarto, di mana pasangan pelapis di bawahnya sudah siap memegang estafet regenerasi," ungkap Christian Hadinata.

"Sekarang memang ada Angga/Ricky dan Kevin/Marcus, plus Ahsan pun masih di Pelatnas. Tapi komposisinya tentu perlu tingkat kematangan yang maksimal dan masih butuh waktu bagi mereka selepas hilangnya peran Hendra," tuturnya.

Namun, perlahan tapi pasti, tekad pun mereka bulatkan dan deretan target juga siap keduanya berikan demi membuktikan bahwa ganda kolaborasi asal klub PB Djarum dan Tangkas Jakarta ini mampu memegang tongkat estafet kejayaan ganda putra pasca bubarnya Hendra/ahsan.

Ada pun sejumlah target utama Kevin/Marcus sepanjang tahun 2017 yang diberikan PBSI untuk merebut podium tertinggi antara lain adalah gelaran All England, Indonesia Open, Kejuaraan Dunia dan Final Superseries.

Selain itu, kontribusi besar mereka pun dinantikan skuat Cipayung dalam menatap persaingan Piala Sudirman 2017 yang berlangsung di Gold Coast, Australia pada bulan Mei.

***

Koleksi Rekor dan Torehan Sensasional

Waktu pun bergulir, tantangan perdana tahun 2017 sudah menghadang Kevin/Marcus pada bulan Maret dalam perburuan gelar bulutangkis prestius, All England Open di Arena Birmingham, Inggris.

Hanya duduk di posisi kelima urutan daftar unggulan ganda putra, duo Minions sukses melanjutkan torehan gelar bagi Indonesia di ajang All England yang pada 2016 diraih ganda campuran Praveen Jordan/Debby Susanto.

Ganda senior Hendra Setiawan/Tan Boon Heong dilibas, unggulan empat Chai Biao/Hong Wei digasak dan andalan China, Li Junhui/Liu Yuchen berhasil dijungkalkan di partai puncak dengan menang straight game, 21-19 dan 21-14. Mereka pun sukses merebut gelar ke-19 bagi ganda putra Indonesia sepanjang perhelatan All England.

“Dari awal kami memang tidak memainkan tempo terlebih dahulu, lawan juga kerap melakukan kesalahan sendiri yang membuat kita unggul jauh dan makin percaya diri di poin-poin berikutnya,” ujar Marcus dalam wawancaranya dengan situs resmi All England pasca laga puncak.

“Yang pasti gelar ini sangat berharga untuk saya yang begitu memimpikan bisa juara All England. Semoga kemenangan ini bisa jadi motivasi besar lagi untuk perjalanan kami ke depannya,” tambah Kevin.

Dan sukses tersebut seolah mampu membuka kran bagi Kevin/Marcus untuk memetik torehan gelar-gelar berikutnya. Terbukti, mereka berhasil merebut dua gelar lainnya usai berjaya di All England, yakni India Open Superseries dan Malaysia Open Superseries Premier dan menempatkan mereka pada urutan pertama ranking BWF.

Sayangnya, hattrick gelar tersebut gagal berlanjut pada turnamen Superseries tahun 2017 keempat mereka, yakni Singapore Open. Melaju hingga semifinal, ambisi Kevin/Marcus dijegal musuh bebututannya asal Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen.

Cedera punggung yang didera Marcus menjadi penyebab tak optimalnya penampilan mereka, yang menjadikan duo Minions pun absen dalam ajang Kejuaraan Asia pada bulan April 2017 di Wuhan, China.

Belum pulih cedera punggung Marcus, giliran Kevin harus menderita cedera bahu kanan yang membuat mereka tersingkir di babak pertama Indonesia Open Superseries Premier 2017 pada bulan Juni lalu. Kondisi ini juga membuat mereka nihil gelar pada dua turnamen lainnya yakni Australia Open dan Korea Open.

Kegagalan juga harus mereka telan dalam Kejuaraan Dunia 2017, saat tersingkir di perempat final dari ganda China, Chai Biao/Hong Wei dengan rubber game, 21-11, 19-21 dan 20-22.

“Sangat kecewa ya, kami main benar-benar tetapi mereka servisnya begitu, fault banget itu. Kami sudah gerak duluan, lawan baru servis,” kata Marcus.

“Ini jadi pelajaran buat kami, latihan lebih keras lagi, masih banyak pertandingan di depan. Tadi kami bermain sudah cukup bagus, tetapi kurang beruntung,” sambungnya. 

Gelar mereka pun berlanjut pada ajang Japan Open, China Open, Hong Kong Open dan BWF World Superseries Finals. Mereka sukses melampaui torehan ganda lawas Korea Selatan Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong yang punya rekor 6 raihan gelar Superseries pada 2014 lalu. 

Koleksi 7 gelar Superseries dalam setahun itu merupakan rekor terbaru pemain atau pasangan ganda dalam sejarah berlangsungnya ajang kasta tertinggi bulutangkis dunia sejak pertama kali bergulir pada 2007 lalu.

Dalam gelaran BWF World Superseries Finals, mereka juga sukses dinobatkan sebagai Best Men Player of the Year 2017 dari federasi bulutangkis dunia. Tak cuma itu, Kevin/Marcus juga sukses menjadi pasangan ganda bulutangkis peraih prize money terbanyak 2017 dengan total raihan mencapai Rp5 miliar.

***


Tumpuan Besar Merah Putih di Tahun 2018


Sederet pencapaian apik Kevin/Marcus seolah memunculkan harapan besar bagi skuat Indonesia dalam menatap persaingan sepanjang tahun 2018. Sejumlah perhelatan besar akan menantikan kembali tuah gemilang duo Minions.

?Sebuah prestasi untuk Kevin/Marcus bisa menjadi juara lagi dan sepanjang tahun 2017 mereka bisa dapat tujuh gelar juara, suatu prestasi yang sangat membanggakan. Saya berharap tahun 2018 masih mereka terus fokus persiapan menghadapi turnamen lain, dan turnamen yang menjadi target PBSI bisa tercapai,? ungkap Kabid Binpres PP PBSI, Susy Susanti.

Tercatat ajang akbar seperti Piala Thomas dan Asian Games 2018 akan jadi tantangan besar pilar andalan Merah Putih untuk memuluskan raihan gelar juara.

"Selamat atas capaian yang luar biasa, menjadi yang terbaik hingga dapat tujuh gelar. Karena ini luar biasa makanya pemerintah memberikan apresiasi bonus yang sangat spesial di akhir tahun,” ujar Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi saat menjemput kedatangan Kevin/Marcus usai berlaga di BWF World Superseries Finals 2017. 

“Saya tahu betul bagaimana perjuangan PBSI yang tidak berhenti, berharap Kevin/Marcus tidak puas dengan capaian ini karena masih ada Asian Games 2018 yang insya Allah mereka membawa yang terbaik juga untuk indonesia,” tambahnya.

Tak cuma hanya untuk Asian Games, namun kegemilangan Kevin/Marcus sangat diharapkan dapat mengantarkan ekspektasi besar bagi armada Cipayung, dalam menatap persaingan ajang Piala Thomas 2018 mendatang. Gelaran Piala Thomas dan Uber edisi ke-30 akan digelar di Bangkok, Thailand, 20-27 Mei 2018. Indonesia menjadi favorit, khususnya untuk ajang Piala Thomas, lantaran memiliki ganda putra terbaik saat ini.

Tak cuma dari duo Minions, harapan besar pun datang dari reuni duet fenomenal lainnya, yakni Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan. Hendra dipastikan akan kembali bergabung dengan pelatnas Cipayung pada 2018.

Selain itu, karakter kepribadian pasangan ini yang terkenal "usil" dan penuh gaya akrobat pun disebut-sebut mampu menjadi cara ampuh untuk memancing membuyarkan konsentrasi pemain lawan dan mampu menumbuhkan rasa percaya diri bagi segenap elemen tim dalam permainan beregu.

Penampilan Kevin/Marcus di lapangan memang selalu menarik untuk disaksikan, tak cuma tontonan skill mereka yang unik yang luar biasa, namun tak jarang kita menyaksikan aksi-aksi non teknis yang intimidatif kepada lawan.

“Menurut saya apa yang dilakukan mereka di lapangan itu masih tahap wajar kok asal tidak melanggar norma-norma yang berlaku. Diambil sisi positifnya, ini bisa menjadi nilai plus buat mereka, membuat mereka jadi lebih garang, lebih berani di lapangan. Tidak semua pemain bisa begitu,” ungkap pelatih kepala ganda putra Pelatnas Cipayung, Herry Iman Pierngadi.

“Sikap seperti ini menunjukkan kalau mereka bisa menikmati permainan, jadi ekspresinya bisa lepas. Kalau ditahan-tahan kan nanti mainnya nggak keluar. Lagi pula style mereka begini kan ditunjang dengan prestasi, kalau tidak berprestasi ya buat apa?” tambahnya. 

Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai

Penghancur Praveen/Melati Juara German Open 2022, China Hancur Lebur

Penghancur Praveen/Melati, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai tampil mengerikan di final German Open 2022. China dibikin hancur lebur.

img_title
VIVA.co.id
14 Maret 2022