Jadi Andalan, 3 Tunggal Putra Indonesia Wajib 'Baku Hantam'
- Twitter/@INABadminton
VIVA.co.id – Raihan gelar tunggal putra dari Korea Open Super Series 2017 dua pekan lalu, seakan begitu spesial bagi skuat bulutangkis Merah Putih. Hal ini jadi momen pembuktian dari sektor yang selama ini kerap disoroti soal mandeknya prestasi trio tunggal putra Pelatnas Cipayung.
Dalam duel all Indonesian final di partai puncak Korea Open, Anthony Ginting sukses merebut titel Super Series pertamanya usai mengalahkan Jonatan Christie. Tak ayal, catatan ini pun dianggap sebagai langkah positif, mengingat menghilangnya pemain Indonesia di jajaran tunggal putra dunia.
Lantas, bagaimana strategi skuat trio Pelatnas (Anthony Ginting, Jonatan Christie dan Ihsan Maulana) menatap persaingan ke depan mereka selanjutnya? Kepala Pelatih tunggal putra Pelatnas PBSI, Hendry Saputra membeberkan sejumlah skema.
"Pemain-pemain muda ini masih belum matang. Tahun depan kan ada Asian Games beregu, ada Thomas Cup, kita harus punya tiga tunggal putra yang kuat. No excuse, sekuat tenaga akan saya usahakan," ujar coach Hendry dikutip dari rilis resmi PBSI.
"Saya rasa pemain manapun kalau berjuang sendirian pasti ada beban, kecuali level Lin Dan, Lee Chong Wei. Kalau pemain-pemainnya sudah matang, dua itu lebih dari cukup," katanya.
Melihat persaingan diantara ketiga pemain ini, Hendry yakin bahwa situasi ini justru harus saling menguatkan mereka, dan bukan saling menjatuhkan. Ketiga atlet ini adalah tulang punggung utama sektor tunggal putra Indonesia saat ini.
"Saya rasa fair saja, malah bodoh kalau dia tidak punya ambisi. Memang kalau teman, sahabat, enggak boleh bersaing? Saya jelaskan ke mereka, di persaingan kalian, akan ada yang menang dan kalah, mereka sudah tahu konsekuensinya, sampai sekarang akur-akur saja kok," kata Hendry.