Daihatsu Astec Open 2017, Misi Mencari Calon Juara Dunia
- VIVA.co.id/Radhitya Andriansyah
VIVA.co.id – Gelaran Daihatsu Astec Open kembali digelar. Daihatsu Astec Open (DAO) 2017. Digelar di tujuh kota, DAO 2017 sudah memasuki putaran final. Seri final akan digelar di Gelanggang Remaja Tanjung Priok, Sunter, Jakarta Utara, 23 April 2017.
Ajang DAO kali ini adalah yang kedua, setelah sukses digelar pertama kali pada 2016. Ajang DAO merupakan salah satu ajang pencarian potensi muda Indonesia. Digelar mulai 4 April hingga 23 September 2017, DAO 2017 juga diikuti oleh lebih dari 5000 peserta.
Tujuh kota yakni Pekanbaru, Bandar Lampung, Balikpapan, Makassar, Malang, Semarang, dan Jakarta, jadi bukti konsistensi DAO untuk menjaring para pemain muda Indonesia. Ajang DAO berkonsentrasi menjaring bibit muda di usia dini (10 tahun), 11 tahun, 13 tahun, 15 tahun, 17 tahun, dan 19 tahun.
Dalam acara sesi temu awak media, Ketua Umun Pengrus Besar Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI), Jendral (Purn) Wiranto, memberikan pandangannya soal DAO 2017.
Wiranto memandang jika DAO 2017 bisa jadi indikator kemajuan potensi muda Indonesia. Sebagai pemimpin baru, Wiranto berambisi membawa Indonesia kembali ke masa keemasan bulutangkis dunia.
"Saya selalu menyaksikan langsung ajang ini setiap ada kesempatan. Karena, saya ingin melihat langsung perkembangan generasi muda Indonesia. Saya melihat bahwa Indonesia adalah negara bulutangkis. Untuk mengembalikan kejayaan kita tidaklah mudah. Tapi, bukan tidak mungkin. Kita punya banyak potensi, yang sebenarnya bisa kita kembangkan," kata Wiranto kepada wartawan.
"Saya tanya kepada Mba Susi (Susanti/Kabid Binpres PB PBSI), bagaimana perkembangannya. Ternyata, kita sudah memulai dari usia anak-anak, 11 tahun, hingga 19 tahun. Sebagai Ketua Umum PBSI, saya senang melihat perkembangan para pemain muda yang nantinya mungkin akan jadi juara-juara dunia," ujarnya.
Semntara itu, Ketua Penyelenggara DAO 2017, Alan Budikusuma, menyampaikan hal senada dengan Wiranto. Peraih medali emas Olimpiade 1992 Barcelona, juga ingin ajang DAO bisa berkontribusi melahirkan juara-juara dunia bulutangkis masa depan.
Lebih membahas masalah teknis, Alan mengatakan jika dari ajang DAO, pihaknya selalu memberikan poin sebagai tolaj ukur. Nantinya, yang memiliki poin tinggi bisa direkomendasikan ke pelatnas PB PBSI.
"Di semua kompetisi Astec, kita menerapkan grade point. Dari situ kita bisa melihat kualitas para pemain. Nantinya kita bisa menyalurkan mereka ke pelatnas PBSI. Kita kan mulai dari usia dini, sampai 19 tahun. Dengan cara ini semoga bisa lahir para pemain yang bisa jadi juara dunia nantinya," kata Alan.