Arogansi Oknum Brimob Coreng Hajatan Perdana Wiranto di PBSI

Potongan gambar dari video oknum anggota Brimob ancam wartawan
Sumber :
  • Youtube

VIVA.co.id – Keseruan BCA Indonesia Open Super Series Premier 2017 di JCC Plenary Hall, Jakarta, tercoreng akibat arogansi oknum anggota Brimob. Padahal, hajatan perdana Wiranto sebagai Ketua Umum PP PBSI ini sudah hampir rampung dan berjalan sukses.

Kisah Jenderal TNI Asal Bugis Gebrak Meja di Hadapan Soeharto

Ricky, wartawan dari Kantor Berita Antara mendapatkan tendangan dan ancaman dari seorang aparat keamanan negara. Ketika itu, dia sedang berjalan menuju mesin ATM, dan sempat beradu pandang dengan anggota Brimob tersebut.

"Saya berusaha memalingkan pandangan. Tapi ketika saya melihat lagi dia masih melihat ke arah saya dengan mengikuti sampai berjarak beberapa langkah," tutur Ricky, Minggu 18 Juni 2017.

Bukan Kaleng-kaleng, Ini Sepak Terjang 4 Jenderal TNI 'Pembisik' Presiden Prabowo

Karena merasa risih, Ricky mencoba bertanya kepada anggota Brimob tersebut alasan mengapa dia diikuti. Namun, justru makian dan ancaman yang dia terima.

“Apa kau, ada undang-undangnya jangan melihat? Kalau tidak mau dilihat jangan jadi manusia," kata Ricky menirukan ucapan anggota Brimob yang mengancamnya.

Daftar Nama Penasihat Khusus Presiden Prabowo dan Bidang-bidangnya

Melihat ada rekannya yang marah-marah, tiga anggota Brimob yang berada di lokasi kejadian datang. Dikatakan Ricky, mereka ikut marah-marah mengancam akan membawanya ke pos penjagaan, dan ada yang mengokang senjata seraya mengacungkan laras panjang ke arahnya.

Insiden tersebut sempat terekam kamera telepon genggam. Dan kini video tersebut sudah beredar luar di sosial media Instagram.

Hampir seluruh pengguna Instagram yang menonton video tersebut memberi komentar. Mereka ramai-ramai mengecam aksi sewenang-wenang terhadap Ricky.

Sekertaris Menteri Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora), Gatot S Dewa Broto yang mendapatkan video kekerasan anggota Brimob itu langsung berbicara dengan pengurus PP PBSI. Dia meminta agar ada pertanggung jawaban akan kasus tersebut.

“Saya harap kejadian itu tidak terulang kembali, dan berhubung videonya jelas, agar petugas terkait diminta pertanggung jawabannya. Kasihan PBSI jika ternoda aparat seperti itu,” tutur Gatot.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya