Raih Medali Emas, Butet Hadirkan Kisah Baru di Manado

Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir.
Sumber :
  • REUTERS/Mike Blake

VIVA.co.id – Pebulutangkis ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, sukses meraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Keberhasilan tersebut membawa dampak positif di kalangan pebulutangkis muda.

Dejan/Gloria Tumbang, Indonesia Sisakan 3 Wakil di Perempat Final China Masters 2024 Hari Ini

Liliyana yang lahir di Manado secara tak langsung ikut membakar semangat anak-anak di sana. Dalam sebuah latihan, sebanyak 20 pebulutangkis muda yang tergabung dalam PB Pisok, terlihat penuh semangat.

(Baca juga: Warga Berharap Butet Diarak di Manado)

Macau Open 2024: Dejan/Gloria ke Semifinal, Putri KW Kalah Dramatis

Mereka tak kenal lelah mengasah kemampuan saat berlatih di gedung olahraga yang terletak di Jalan Stadion Klabat Selatan, Selasa 23 Agustus 2016. Keinginan mengikuti jejak karier Liliyana jadi mimpi mereka.

“Keberhasilan kakak Liliyana Natsir jadi motivasi bagi kami sebagai atlet di PB Pisok untuk berlatih lebih keras," ujar Refin Ransun, yang berlatih di PB Pisok sejak 2 tahun silam.

Dejan/Gloria Tumbang, Indonesia Sisakan 2 Wakil di Semifinal China Open 2024

Sebelum merantau ke Jakarta, Liliyana mengasah bakatnya bersama PB Pisok. Ketika itu, dia sudah menggilai olahraga tepok bulu dan serius ingin berkarier profesional. Tak tanggung-tanggung, Butet --sapaan akrabnya-- sampai rela meninggalkan bangku sekolah.

Cerita mengenai perjuangan Butet menempuh jalan terjal menuju karier profesional rupanya melekat dalam pikiran Trini Nomba. Gadis berusia 12 tahun tersebut, hingga kini belum mendaftar ke SMP mana pun, hanya karena ingin mengikuti audisi yang digelar PB Djarum.

"Karena mau ikut Grand Final Audisi Djarum," ujar Trini yang didampingi kedua orangtuanya, Ahmad Nomba dan Febry Saroinsong.

(Baca juga: Pawai Kemenangan Owi/Butet Digelar 2 Hari)

Melihat antusiasme anak-anak Manado terhadap bulutangkis. Pelatih PB Pisok, Melki Supit, mengaku semakin bersemangat. Dia berharap kelak, daerahnya bisa menelurkan bakat-bakat penerus Butet di tingkat nasional dan internasional.

“Memantau anak-anak di sini jadi kebanggaan tersendiri bagi saya. Memberi motivasi ke mereka supaya berprestasi bukan cuma di daerah, tapi mendunia," kata Melki yang menjadi pelatih PB Pisok sejak 6 tahun silam. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya