Cabang Andalan, Bulutangkis Bidik 3 Sejarah Baru di Rio
- ANTARA FOTO/SAPTONO
VIVA.co.id - Besarnya harapan publik Tanah Air akan munculnya prestasi gemilang dari para penggawa Merah Putih, tentunya menjadi motivasi tersendiri bagi tim bulutangkis Indonesia. Sebagai cabang yang kerap jadi andalan meraih medali, Hendra Setiawan cs pun kini tengah menatap peluang torehan apik dari ajang Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil.
Dengan berkekuatan 10 atlet, bulutangkis ditargetkan untuk membawa pulang dua medali emas ke pangkuan Ibu Pertiwi. Tak cuma itu, ada tiga rekor istimewa yang berpeluang dicetak oleh armada Cipayung di pesta olahraga terakbar sejagat raya tersebut.
Dan ketiga sejarah besar yang berpotensi diukir itu adalah berkaitan erat dengan pencapaian dari tiga sektor yang paling diandalkan, yaitu ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran.
Di nomor ganda putra, nama Hendra Setiawan berpeluang untuk mendulang medali emas keduanya dari sektor tersebut, setelah pada 2008 di Beijing, China, adik ipar dari tunggal putra legendaris, Hendrawan ini meraihnya bersama Markis Kido.
Di Rio, kali ini Hendra akan berupaya mengulang kejayaannya tersebut bersama Mohammad Ahsan yang bertengger sebagai pasangan peringkat dua dunia dan sangat disegani oleh para pesaingnya.
Ganda putri juga punya kans besar untuk mencatatkan sejarah baru untuk pertama kalinya dapat merebut medali dari arena Olimpiade. Rekor tersebut diharapkan dapat terpecahkan oleh pasangan ganda putri Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari.
Sebagai pemilik medali emas Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan, Greysia/Nitya telah berada di level tertinggi persaingan ganda putri dunia dan punya peluang yang cukup terbuka untuk menjadi yang terbaik.
Satu penantian torehan lainnya datang dari sektor ganda campuran. Meskipun punya catatan cemerlang di pentas bulutangkis internasional, sektor ganda campuran yang dipimpin Richard Mainaky, belum pernah mengamankan medali emas olimpiade.
Tri Kusharjanto/Minarti Timur mendapat medali perak setelah terhenti di final Olimpiade Sydney 2000. Delapan tahun kemudian, Nova Widianto/Liliyana Natsir juga belum berhasil menggondol emas setelah ditaklukkan di final Olimpiade Beijing 2008 oleh wakil Korea, Lee Yong Dae/Lee Hyo Jung.