Merunut Cerita Panjang Kiprah "Istana Olahraga"
VIVA.co.id – Gegap gempita dukungan suporter bulutangkis Merah Putih kini seolah terus membahana di arena Istora Gelora Bung Karno, Jakarta. Ajang bergengsi BCA Indonesia Open Superseries Premier (BIOSSP) 2016 yang bergulir pada 30 Mei – 5 Juni mendatang diyakini akan memberikan antusiasme dan histeria luar biasa ala penonton Indonesia.
Publik bulutangkis Tanah Air pun tentunya tak mau melewatkan momentum besar ini untuk melihat barisan bintang Indonesia merebut gelar bergengsi kali ini, setelah tahun lalu harus gagal total serta lepasnya gelar Piala Thomas pada pertengahan Mei lalu. Â
Apakah Istora masih bisa memancarkan daya magisnya bagi para penggawa Merah Putih saat ini seperti yang kerap terjadi sejak pertama kali berdiri?
Tentunya menarik untuk disimak bagaimana cerita dibalik perjalanan salah satu gedung olahraga paling bersejarah negeri ini dalam ulasannya berikut ini.
Istora merupakan singkatan dari Istana Olahraga yang merupakan salah satu proyek mercu suar Presiden Soekarno dalam upaya membangun kota Jakarta sebagai persiapan ajang Asian Games 1964.
Gedung ini merupakan salah satu bagian dari kompleks sarana olahraga Gelora Bung Karno (GBK), yang sebelum masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid bernama Istora Senayan.
Berbagai peristiwa besar pernah digelar di arena ini. Venue yang berkapasitas 10.000 penonton ini kerap menjadi saksi bisu sejumlah laga bergengsi dari dunia olahraga. Sorak kemenagan dan tangis kekalahan silih berganti melalui perjalanan sejarah arena ini.
Selain Asian Games 1964, multievent lainnya yang pernah dihelat di Istora antara lain adalah SEA Games dan Pekan Olahraga Nasional (PON). Petinju legendaris, Muhammad Ali juga menjadikan tempat ini sebagai salah satu venue pertarungan besarnya kala mengalahkan Rudi Lubbers ditahun 1973. Para juara dunia tinju Merah Putih pun pernah menjajal fanatisme publik Istora. Mulai dari Ellias Pical, Nico Thomas hingga Chris John.
Bagi cabang bulutangkis, hampir semua ajang tingkat dunia pernah diselenggarakan di stadion ini. Sebut saja perhelatan Piala Thomas-Uber yang telah 7 kali digelar di Istora, lalu ada juga Piala Sudirman (1989) dan 3 kali pergelaran kejuaraan dunia (1980, 1989 dan 2015).
Untuk turnamen Indonesia Open, Istora memang kerap jadi langganan menjadi arena tanding setiap kali Jakarta menjadi kota penyelenggara, kecuali pada tahun 2000 dan 2004 d imana ajang tersebut dilangsungkan di Tennis Indoor, Senayan.
Tak hanya pada perhelatan ajang olahraga, tempat ini juga sering digunakan dalam berbagai agenda politik, musik, pameran serta keagamaan pun tak jarang digelar di gedung ini.
Sejumlah konser artis internasional pun kerap digelar disini. Sebut saja konser band Muse, Maroon 5, Black Eyed Peas serta Bruno Mars telah sukses melantunkan deratan hits populernya di gedung ini.
Tahun ini Istora kembali menjadi tempat berlangsungnya BCA Indonesia Open Superseries Premier (BIOSSP) 2016. Apakah tuah magis "Istana Bulutangkis" masih akan terwujud? Apakah akan terdengar sorak kemenangan atau justru tangis kekalahan? Tentunya menarik untuk kita nantikan bersama.