Krisis Tunggal Putri, PBSI Usung Program Terobosan Baru

Pebulutangkis tunggal putri Indonesia, Hana Ramadhini.
Sumber :
  • badmintonindonesia.org

VIVA.co.id – Krisis prestasi yang dialami sektor tunggal putri pelatnas PBSI terus menjadi sorotan. Regenerasi pemain muda dengan kualitas mumpuni tampaknya masih harus memerlukan proses panjang untuk dapat melihat hasilnya.

Penonton Berpotensi Hadir di Indonesia Open dan Masters, Ini Kata PBSI

(Baca juga: PBSI Buka Suara Soal Krisis Performa Tunggal Putri Pelatnas)

Makin sengitnya persaingan sektor tunggal putri di jajaran elite pebulutangkis dunia saat ini tentunya juga menjadi tantangan besar yang harus dijawab oleh segenap Pengurus PBSI. Pertanyaan besarnya sekarang adalah apa yang harus dilakukan PBSI alam menatap persaingan tersebut?

Terungkap, Alasan PBSI Tunjuk Fadia jadi Tandem Baru Apriyani

(Baca juga: 'Pelatih Tunggal Putri Harus Punya Karakter Kuat')

Dalam sebuah kesempatan, Kepala Bidang Humas & Media Sosial PP PBSI, Yuni Kartika, mengungkapkan bahwa kini jajaran tim pelatnas Cipayung sedang menjalankan sebuah terobosan baru dalam upaya memperbaiki kualitas sektor tunggal putri.

Duh, Indonesia Terpaksa Kurangi Wakilnya di German Open 2022

"Ke depannya kita berencana menambah kuota atlet tunggal putri di pelatnas Cipayung, sebagai upaya mempercepat dan memoles bakat-bakat potensial dari luar serta memperpendek kesenjangan peringkat dunia mereka," ungkap Yuni yang ditemui VIVA.co.id pada sebuah ajang audisi umum bulutangkis di Cirebon beberapa waktu lalu.

Ditambahkan Yuni, langkah lain yang sudah dijalankan dalam memperbaiki kualitas tunggal putri yakni dengan program magang di pelatnas Cipayung bagi talenta junior yang dianggap punya bakat sangat baik.

"Di mana atlet-atlet di bawah 16 tahun yang bertalenta bagus dari laga Junior Masters, akan diberi kesempatan latihan bareng di Cipayung selama 6 bulan. Meskipun semua proyeksi pertandingan dan program lainnya klub yang akan urus," ujar mantan tunggal putri anggota tim Piala Uber 1992 dan 1994 ini.

Dalam program magang itu, nantinya ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian khusus para peserta.

"Fisik (kemampuan stamina) menjadi materi yang mendapat perhatian penting. Idealnya, paling bagus itu kalau mereka genjot benar-benar pada umur 13 tahun, sebab umur 17 sudah tidak bisa naik. Masuk umur 25 akan turun 1 persen setiap tahun," tutup wanita yang juga aktif sebagai presenter tayangan program-program bulutangkis ini.

Terobosan ini tentunya perlu dinantikan proses serta hasil optimalnya dalam memunculkan nama-nama tangguh di tengah kondisi baru ditinggalnya sektor tunggal putri oleh Kepala Pelatih, Edwin Iriawan, yang resmi mengundurkan diri Selasa, 17 Mei 2016. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya