PBSI Buka Suara Soal Krisis Performa Tunggal Putri Pelatnas
- Badmintonindonesia.org
VIVA.co.id – Meski telah membulatkan tekad untuk tampil habis-habisan, sejumlah catatan penting rupanya tetap harus menjadi sorotan dari tim Piala Uber 2016 kali ini. Hal tersebut pula yang menjadikan barisan srikandi Merah Putih ini untuk tetap waspada dan bekerja keras sepanjang perhelatan lambang supremasi bulutangkis beregu putri ini.
Salah satunya adalah tentang bagaimana kekuatan sektor tunggal putri saat ini. Mampukah 4 nama terpilih di dalam skuad saat ini bersaing dalam menyumbang poin di Kunshan, China pada 15-22 Mei mendatang? Pertanyaan besar ini rupanya yang harus bisa segera dijawab oleh PBSI.
Dalam sebuah kesempatan, Kepala Bidang Humas & Media Sosial PP PBSI, Yuni Kartika mengungkapkan berbagai kendala dan tantangan yang dihadapi dalam membangun kekuatan sektor tunggal putri pelatnas Cipayung.
"Tunggal putri saat ini memang 'PR' nya cukup banyak, yang paling utama adalah kini kita tak punya lagi figur senior yang jadi 'mentor' andalan di dalam skuad," ungkap Yuni yang ditemui VIVA.co.id pada sebuah ajang Audisi Umum bulutangkis di Cirebon beberapa waktu lalu.
Mantan tunggal putri anggota tim Piala Uber 1992 dan 1994 ini pun mengakui bahwa banyak kekurangan yang masih menjadi titik lemah sektor sentral yang menyediakan 3 poin tim dalam setiap laga ini.
"Faktanya, tunggal putri kita staminanya memang masih kalah dari atlet negara lain. Contohnya, pemain putri Jepang itu pendek, tapi stamina nggak ada matinya. Untuk saat ini kita terus berupaya menggenjot standarisasi fisik dan endurance bukan cuma di pelatnas tapi disemua klub di Indonesia," tambah wanita yang juga aktif sebagai presenter tayangan program-program bulutangkis ini.
"Sedangkan untuk pemain-pemain yang sudah cukup senior, metode latihan mereka akan berbeda dengan yang lebih muda. Bukan lagi stadarisasi staminanya yang ditempa, tapi nutrisi dan tekniknya yang diperkuat agar bisa recovery dengan cepat saat dilapangan," tutup Yuni.
Sektor tunggal putri memang kerap menjadi sorotan tim Piala Uber kali ini. Tanpa diperkuat Linda Wenifanetri dan Bellaetrix Manuputty, pos ini praktis akan mengandalkan para pemain muda plus Maria Febe Kusumastuti yang juga gagal lolos tampil di Olimpiade Rio de Janiero pada Agustus mendatang.