Sports Science Pelatnas PBSI Dinilai Belum Optimal
- VIVA.co.id/Donny Adhiyasa
VIVA.co.id – Aspek pengembangan teknologi dalam bidang olahraga (sport science) rupanya jadi salah satu fokus pembenahan dari tim bulutangkis Indonesia. Terlebih lagi, tahun ini punggawa Merah Putih tengah membidik target besar untuk mengembalikan supremasi Piala Thomas-Uber dan medali emas Olimpiade Rio de Janeiro pada Agustus mendatang.
Menanggapi hal tersebut, legenda bulutangkis Christian Hadinata memiliki pandangannya sendiri terhadap program tengah dikembangkan mulai tahun 2013 tersebut oleh PBSI. Ditemui dalam perhelatan Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2016 di GoR Bima, Kota Cirebon, Minggu 24 April 2016, juara ganda putra All England 1972 dan 1973 ini mengajak seluruh insan Tanah Air untuk bisa lebih bersabar menantikan hasil dari proses pengembangan sport science tersebut.
"Prinsipnya, sports science ini dikembangkan untuk bisa membantu tim pelatih mengarahkan atletnya bisa mencapai top performa saat berlaga di event besar termasuk salah satunya Olimpiade. Seperti yang berkaitan dengan nutrisinya, peningkatan stamina, kebugaran fisik dan penanganan cedera," ujar mantan Direktur Pelatnas PBSI itu.
Menurut pria yang akrab disapa Koh Chris ini, aspek sports science memang sangat diperlukan para atlet di pelatnas meski hingga saat ini hasilnya belum dirasakan begitu optimal.
"Saat ini mungkin masih belum dapat terlihat hasilnya secara optimal, saya pikir dalam hal-hal yang termasuk cukup baru seperti sport science ini masih perlu waktu dan proses yang panjang, namun bagi para pelatih itu hal yang penting dan sangat membantu," tambah Christian.
"Harapannya, tahun ini akan lebih bagus program sports science itu dan bisa dioptimalkan untuk menunjang top performence yang terbaik buat atlet-atlet kita di Olimpiade Rio mendatang," jelasnya.
Seperti yang telah diketahui, selain aspek sport science, PBSI juga tengah mengembangkan IT (Information Techology) dengan membangun server khusus yang berisi data hasil performance analysis.
Setiap pemain dan pelatih masing-masing akan diberikan akses tanpa batas pada bank data video performance analyis sehingga mereka dapat mempelajari video-video tersebut kapan pun dan dimanapun mereka berada, khususnya saat bertanding ke luar negeri.