Mengerikan, Mantan Raja Bulutangkis Dunia Jadi Pembimbing Anthony Ginting dan Jonathan Christie
- Instagram Taufik Hidayat
VIVAĀ āĀ Peraih medali emas Olimpiade Athena 2004 Taufik Hidayat diminta PP PBSI untuk memoles dua andalan tunggal putra Indonesia yakni Anthony Ginting dan Jonatan Christie.
PBSI memasang target meraih medali emas pada Olimpiade Paris 2024. Asa untuk meraih target itu tertumpu pada dua tunggal, yakni Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie.Ā
Oleh karenanya, tak tanggung-tanggung, Taufik Hidayat pun dipanggil untuk masuk tim Ad Hoc Olimpiade Paris 2024 yang juga diisi para legenda peraih medali emas pesta olahraga empat tahunan itu. Ā
Para legenda yang dilibatkan adalah Susy Susanti, Taufik Hidayat, Candra Wiijaya, Tontowi Ahmad, Liliyana Natsir, dan Greysia Polii.Ā
Ā
Nama-nama besar di atas tunjuk sebagai mentor untuk masing-masing sektor. Taufik Hidayat yang meraih medali emas Olimpiade Athena 2004 bertugas membimbing tim tunggal putra. Ā
"Semua diharapkan bisa fokus menatap Olimpiade Paris 2024. Persiapan tinggal tersisa empat bulan, tidak ada kata terlambat sebagai mentor bisa membantu meski tidak banyak,ā kata Taufik Hidayat.Ā
Taufik akan menjalin komunikasi lebih intens dengan Ginting dan Jojo. Suami dari Armi Dianti Gumelar itu terbuka mendengarkan keluhan dan bersedia meminta masukan dari para atlet.
Diharapkan hal itu bisa membuat atlet merasa nyaman dan mendapatkan dukungan penuh dari mentor mereka buat persiapan Olimpiade Paris 2024.Ā
"Komunikasi bisa dijalin melalui chatting atau telepon, yang terpenting prioritas saya buat bulu tangkis,ā pungkas Taufik.
Taufik merupakan mantan raja bulutangkis dunia. Bahkan, dia menyandang status itu pada usai muda. Tatkala masih berusia 17 tahun, pemain berjuluk The Flamboyan ini mampu memenangkan gelar juara Kejuaraan Asia Junior pada 1997 yang diselenggarakan di Filipina.
Dua tahun berselang, Taufik yang sudah naik ke level senior secara pesat langsung menjadi tunggal putra nomor satu dunia di ranking BWF. Sontak namanya menjadi atlet termuda yang mampu menjadi ranking 1 kala itu.
Taufik meraih peringkat nomor satu dunia saat ia masih berusia 19 tahun pada tahun 2000 setelah menjuarai Malaysia Terbuka, Kejuaraan Asia, Indonesia Terbuka dan sekali lagi menjadi runner-up All England dimana ia dikalahkan oleh pemain Tiongkok, Xia Xuanze
Ā