PBSI Bentuk Pokja dan Satgas demi Pertahankan Tradisi Emas Olimpiade
- ANTARA/Zaro Ezza Syachniar
Jakarta – Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) Fadil Imran mengatakan Ketua Kelompok Kerja dan Satuan Tugas (Pokja dan Satgas) Road to Olimpics 2024 Paris mulai efektif berjalan pada Januari tahun depan.
"Kita sudah rapat persiapan panjang ya saya sengaja tidak ekspos dulu karena tahap persiapan untuk apa kita ekspos. Efektif setelah tahun baru, running. Walaupun anak-anak yang akan running to Olympic Paris itu sudah kita lakukan pelatihan. Tapi kita nyatakan start itu mulai di tanggal 4 Januari," kata Fadil ketika ditemui pewarta ketika menghadiri acara puncak BNI Kejurnas (Kejuaraan Nasional) PBSI Perorangan Taruna dan Dewasa 2023 di GOR UNJ (Universitas Negeri Jakarta), Jakarta Timur, Sabtu.
Pokja dan Satgas Road to Olimpics 2024 Paris dibentuk berdasarkan atas hasil nihil Indonesia dari cabang olahraga bulutangkis selama pesta olahraga Asian Games 2022 di Hangzhou, China.
Selain itu, satgas ini juga dibentuk untuk mempertahankan tradisi medali emas Indonesia pada ajang pesta olahraga se-dunia empat tahunan sekali itu agar emas-emas yang didapat pada Olimpiade Barcelona 1996, Olimpiade Atlanta 1996, Olimpiade Sydney 2000, Olimpiade Athena 2024, Olimpiade Beijing 2008, Olimpiade London 2012, Olimpiade Rio de Janeiro 2016, dan Olimpiade Tokyo 2020 terus berlanjut.
Fadil yang juga merupakan Ketua Pokja dan Satgas Road to Olympics 2024 Paris lalu mengatakan bahwa pihaknya juga telah membentuk tim untuk menjaga tradisi emas di Olimpiade.
"Ketua pokja-nya saya. Kemudian ada manajer, Teknikal director, supporting team. Dia kecil ramping tapi kaya fungsi," jelas Fadil.
"Di supporting team, misalnya ada psikologi, masseur, fisioterapi, gizi, dokter, sport science, analis yang akan memberikan dukungan kepada Technical Director, yang diisi oleh pelatih dan mentor," tambahnya.
Nantinya, Pokja dan Satgas Road to Olimpics 2024 Paris juga diisi oleh mentor-mentor yang merupakan peraih emas Olimpiade seperti halnya Taufik Hidayat (emas Olimpiade Athena 2004) di tunggal putra, Susy Susanti (emas Olimpiade Barcelona 1992) di tunggal putri, Ricky Subagja (emas Olimpiade Atlanta 1996) dan Candra Wijaya (emas Olimpiade Sydney 2000) pada ganda putra, hingga Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (emas Olimpiade Rio de Janiero 2016).
"Mentornya ini kita ambil dari para Olimpian. Contoh misalnya tunggal putra ada Taufik Hidayat. Kemudian tunggal putri mentornya ada Susi Susanti. Ganda putra ada Ricky (Subagja) dan Candra Wijaya. Di ganda putri ada Greysia Polii. Di ganda campuran ada Owi dan Butet. Di samping itu ada kepala pelatih dan pelatih sektor," jelas pria 55 tahun itu.
"Ini tidak ada dirangkap, semuanya khusus. Ya grego hanya di dilatih oleh tim pelatih yang diketuai oleh Indra (Wijaya) dan Herli (Djaenuddin). Ganda putra ya ada Koh Aryono (Miranat)," tambahnya.
Pemilihan mentor-mentor itu, kata Fadil, dipilih berdasarkan pengalaman bermain di Olimpiade sehingga harapannya mentor-mentor itu dapat membagikan ilmu dan pengalamannya pada pebulutangkis Indonesia yang berlaga pada Olimpiade 2024 Paris yang akan digelar mulai 26 Juli sampai 11 Agustus 2024.
"Nah diharapkan dengan adanya mentor-mentor itu bisa berbagi, bertukar pikiran, bertanya, (selayaknya) menjadi mentor dan menemani pelatih," jelasnya.
"Taufik Hidayat kan Olimpian dan dua kali ikut Olimpiade. Pasti kaya (ilmu dan pengalaman) dia. Tekanan baik dari atmosfer lapangan maupun dari luar lapangan itu semua nanti akan mereka diskusikan," lanjutnya.
"Saya berharap tim ini melambangkan keragaman badminton Indonesia dari semua aspek. Dari klub ada, dari Pemprov ada, dari pengawas ada dan sebagainya," tambahnya. (Ant)
Â