Piala Thomas: Syabda Tak Menyangka Jadi Penentu Lawan Korsel
- badminton.ina
VIVA – Kemenangan Syabda Perkasa Belawa atas Lee Yun Gyu pada partai penutup membawa Indonesia menuju perempat final dengan kemenangan 3-2 atas Korea Selatan dalam persaingan penyisihan Grup A Piala Thomas di Bangkok, Rabu 11 Mei 2022.
Syabda yang baru pertama kali turun di Piala Thomas, tampil selama 68 menit dan memetik kemenangan tiga gim dengan skor 21-14, 11-21, 21-16 atas Lee.
"Saya sangat bersyukur dan senang bisa jadi penentu kemenangan buat tim. Ini tidak lepas dari dukungan para senior dan idola saya di tim," kata Syabda soal kemenangannya di Impact Arena Bangkok.
Tim Indonesia yang semula tertinggal 0-2, berbalik mencuri keunggulan dari Koresel lewat Shesar Hiren Rhustavito, ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, dan terakhir disumbang Syabda.
Syabda mengaku tidak membayangkan akan menjadi atlet penentu bagi tim. Bahkan ia sempat tidak merespon pertanyaan Anthony Sinisuka Ginting yang mengutarakan skenario skor imbang.
"Tadi pagi saat joging dengan Kak Ginting, dia tanya kalau misalnya Indonesia imbang dua sama bagaimana? Saya sama sekali tidak menjawab dan malah tertawa saja, karena saya pikir pasti bisa diurus oleh senior yang lebih dulu tampil," katanya menceritakan.
Namun saat posisi imbang terjadi antara Indonesia dan Korsel, Syabda mengaku kaget. Meski begitu, ia justru termotivasi untuk menyumbang poin kemenangan.
"Ya bagaimana lagi, karena saya diturunkan pada partai terakhir jadi harus bertanggung jawab di lapangan. Saya harus kasih yang terbaik," ungkap Syabda.
Kemenangan ini secara langsung berpengaruh pada mentalnya. Ia dengan mantap mengaku semakin percaya diri untuk tampil pada partai-partai selanjutnya atau pada turnamen beregu lain.
Menurut Syabda, tampil pada turnamen beregu punya tantangan dan atmosfer yang berbeda jika dikomparasi dengan turnamen individu.
Pemain menjadi lebih alot dan sulit dikalahkan jika sudah bertanding di ajang beregu, Syabda menuturkan.
"Setiap pemain lebih punya daya juang yang tinggi. Kalau di perorangan mungkin mainnya biasa saja, tapi di beregu jadi lebih susah dikalahkan," katanya. (ant)