On This Day: Indonesia Dipaksa Mundur dari All England
- Badminton Indonesia
VIVA – Turnamen All England Open 2022 tengah berlangsung. Sejumlah atlet dunia termasuk tim Indonesia berjuang di Utilita Arena.
Bicara mengenai All England, kejadian tak mengenakkan sempat dialami kontingen Indonesia. Hal tersebut terjadi tepat setahun yang lalu di All England Open 2021 tepatnya pada 17 Maret 2021.
Kontingen Merah Putih dipaksa mundur dari All England karena COVID-19. Saat penerbangan dari Istanbul ke Birmingham pada Sabtu 13 Maret, terdapat penumpang yang terkena COVID-19.
Namun PBSI selaku federasi bulutangkis Indonesia, mengaku tidak diberi tahu siapa, berapa orang, dan dari mana asal orang yang positif tersebut.
Marcus Fernaldi Gideon menjadi sosok yang buka suara mengenai kejadian ini. Dia merasa BWF tak adil dengan Indonesia.
"Malam ini, kami terkejut mendengar berita bahwa kami (pemain dan ofisial Indonesia) dipaksa mundur dari All England karena penumpang anonim yang positif COVID-19 berada dalam satu penerbangan bersama kami,
Marcus merasa kecewa karena Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) telah gagal dalam mengatur masalah ini. Sebab, sebelum penerbangan, para pemain Indonesia sudah dinyatakan negatif COVID-19 dan juga dites ulang saat berada di hotel.
"Mengapa kami tidak mendapatkan keadilan yang sama di sini? Dan jika ada aturan yang ketat untuk memasuki wilayah Inggris karena COVID-19, BWF seharusnya menerapkan sistem bubble yang menjamin keamanan kami," ungkap Marcus.
BWF Tak Bisa Apa-apa
Di hari pertama ajang All England 2021 yang bergulir di Birmingham Arena mulai, Rabu 17 Maret 2021 enam wakil Indonesia sudah melakoni pertandingan.
Di ganda putra, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon berhasil melibas Matthew Clare/Ethan Van Leeuwen dari Inggris dengan skor 21-12, 19-21, 21-9.
Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan mengikuti jejak Kevin/Marcus. Mereka mengatasi perlawanan sengit Ben Lane/Sean Vendy dari Inggris lewat rubber game 21-18, 19-21, 21-19.
Di sektor tunggal putra, Jonatan Christie berhasil ke babak kedua usai menyingkirkan tunggal putra Thailand, Kunlavut Vitidsarn, dengan skor 21-13, 24-22.
Masih ada tiga wakil Indonesia yang bertanding di hari yang sama, yaitu Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto vs Godwin Olofua/Anuoluwapo Juwon Opeyori, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti vs Dhruv Kapila/Jakkampudi Meghana, dan Anthony Sinisuka Ginting vs Thomas Rouxel.
Namun, Fajar/Rian, Praveen/Melati, dan Ginting gagal mentas karena dinyatakan kalah WO. Ketiga wakil Indonesia itu sudah melancarkan protes lewat Instagram kepada BWF selaku federasi bulutangkis dunia.
BWF tak bisa melakukan apa-apa dengan kejadian ini. PBSI dalam keterangannya menyebutkan sesuai dengan regulasi pemerintah Inggris, jika berada pada satu pesawat yang sama dengan orang yang positif COVID-19, maka diharuskan menjalani isolasi selama 10 hari.
"Indonesia terpaksa mundur dan melakukan isolasi sampai tanggal 23 Maret 2021 di Crowne Plaza Birmingham City Centre, terhitung 10 hari sejak kedatangan tim ke Birmingham. Baik dari BWF maupun Panitia All England sendiri pun tidak bisa berbuat apa-apa karena hal ini sudah menjadi regulasi pemerintah Inggris," demikian pernyataan PBSI.
"Namun dapat dipastikan, keadaan seluruh tim Indonesia yang berada di Birmingham saat ini dalam keadaan sehat dan baik-baik saja. Hal ini merupakan kejadian luar biasa menyakitkan dan mengecewakan bagi kami semua," sambung pernyataan itu.
Baca berita menarik On This Day lainnya di tautan ini