Netizen Ramai-ramai Tanya Jokowi Tak Ada Merah Putih di Piala Thomas

Tak ada bendera Merah Putih saat Indonesia juara Piala Thomas
Sumber :
  • Badminton Indonesia / PBSI

VIVA – Keberhasilan tim bulutangkis Indonesia menjuarai Piala Thomas 2020 membuat bangga seluruh masyarakat Indonesia. 

Ucapan selamat kepada Hendra Setiawan cs pun mengalir deras sejak semalam hingga sore ini, Senin 18 Oktober 2021. 

Tak ketinggalan ucapan selamat datang dari orang nomor satu di negeri ini, yakni Presiden Joko Widodo, alias Jokowi.

Jokowi mengucapkan selamat kepada para pebulutangkis Indonesia dan pelatih yang telah berhasil membawa kembali Piala Thomas setelah 19 tahun lamanya.

"Ketegangan menyaksikan keseruan laga final Piala Thomas 2020 malam ini akhirnya berubah jadi kegembiraan begitu Jonatan Christie melompat, mengepalkan tangan, dan berteriak girang di akhir gim ketiga. Indonesia juara, tulis Jokowi di instagram-nya.

"Piala Thomas akhirnya kembali ke Indonesia setelah penantian 19 tahun lamanya. Dari tanah air, saya menyampaikan selamat kepada seluruh atlet bulutangkis Indonesia dan para pelatih yang telah berjuang dan mengharumkan nama bangsa di Ceres Arena, Aarhus, Denmark," sambungnya.

Unggahan Jokowi dan ucapan selamat itu telah mendapatkan banyak reaksi dari netizen Indonesia. Hingga saat ini, unggahan tersebut sudah dilihat lebih dari 4 juta kali.

Ganjar Sebut Pemecatan Jokowi dari Kader PDIP Jadi Bukti Konsistensi Megawati

Dan netizen juga tak lupa meninggalkan jejak di kolom komentar postingan sang presiden. Mereka beramai-ramai mempertanyakan tidak adanya bendera Merah Putih yang berkibar di penyerahan trofi juara.

Ya, seperti diberitakan sebelumnya, hal itu lantaran sanksi yang diterima Indonesia dari WADA (Badan Antidoping Dunia). 

Netizen Mulai Ragukan Bayi Rauf Tertukar

WADA menjatuhkan sanksi pada Indonesia lantaran dianggap tak patuh dalam penegakan standar antidoping sehingga berimbas pada hak untuk menggelar kejuaraan tingkat regional, kontinental, atau internasional.

WADA menyatakan bahwa Lembaga Antidoping Indonesia (LADI) dan Korea Utara tidak patuh karena tidak menerapkan program pengujian yang efektif.

Jokowi Blusukan ke Temanggung Temui Petani Kopi, Minta Jaga Kualitas

Imbasnya, Indonesia tak memenuhi syarat untuk jadi tuan rumah turnamen regional hingga dunia. Ditambah, tak bisa mengibarkan bendera negara selain di Olimpiade.

"Pak masalah doping gmn? Jangan sampe merah putih ga bisa berkibar di major event olahraga lainnya," tulis pemilik akun @didiktriawan_.

"Pak Jokowi tolong benahi badan anti doping Indonesia pak, biar merah putih bisa berkibar," sambung pemilik akun meliyaf_

"Merah Putih tidak dapat berkibar di dunia siapa yang bertanggung jawab pak?' timpal akun tribungaruda.

"Tapi saya sedih pak Jokowi gak bisa lihat bendera merah putih berkibar ????????????. Semoga pihak-pihak terkait dapat segera melakukan follow up agar kejadian ini tidak terulang kembali, agar para atlet dan pelatih yg sudah berusaha keras untuk mengharumkan nama Indonesia tidak merasakan lagi pahitnya mengumandangkan Indonesia Raya tanpa merah putih disana. Mohon dibantu pak untuk dapat dievaluasi, jangan jadikan masalah ini hal 'sepele' yang berkepanjangan. Saya yakin pak Jokowi pasti mampu mengambil tindakan nyata," tulis pemilik akun @mixerinea.

Kata-kata Pedas Taufik Hidayat

Selain netizen, kekecewaan sebelumnya juga diluapkan mantan pebulutangkis tunggal putra Indonesia, Taufik Hidayat. Dia mengritik Pemerintah Indonesia, khusunya Menteri pemuda dan olahraga (Menpora) tentang masalah ini. 

Pedas, Taufik Hidayat yang juga pernah membawa Indonesia meraih gelar Piala Thomas pada 2000 dan 2002 itu menyebut Menpora KOI dan KOI membuat malu Indonesia.

"Selamat Piala Thomas  kembali ke Indonesia. Terima kasih atas kerja kerasnya team Bulutangkis indonesia. Tapi ada yang aneh bendera merah putih gak ada? Di ganti dengan bendera PBSI," tulis Taufik di media sosial miliknya.

"Ada apa dengan LADI dan pemerintah kita? Khususnya Menpora KONI dan KOI? Kerjamu selama ini ngapain aja? Bikin malu negara indonesia aja," tegasnya.

Taufik juga menyindir keinginan Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade dan Piala Dunia. Padahal, mengurus masalah penegakan standar antidoping saja tidak mampu, 

"Jangan ngarep jadi Tuan rumah Olympic atau Piala Dunia. Urusan kecil saja gak bisa beres. Kacau dunia olahraga ini," tegasya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya