Fakta Tersembunyi Ratu Bulutangkis Taiwan, Si Ahli Tipuan Tai Tzu Ying
- Instagram: Tai Tzu Ying
VIVA – Selalu ada cerita menarik dalam dunia bulutangkis, termasuk sosok para pemain yang kerap menjadi perhatian di dalam dan luar lapangan.
Contohnya satu ini. Ia adalah pemain yang memenangkan kejuaraan tunggal putri terbanyak di turnamen super 500 ke atas dalam sejarah. Juga pemegang rekor poin tertinggi di tunggal putri Federasi Bulutangkis Dunia (BWF).
Pebulutangkis putri yang saat ini menduduki peringkat nomor 1 di dunia dalam jumlah poin ini, tidak hanya memiliki gelar master saja, tetapi juga berhasil melanjutkan studi gelar doktor. Ia adalah juara olahraga yang menekuni bidang olahraga dan akademis secara bersamaan.
Tentu, fans bulutangkis Indonesia tidak asing lagi dengannya. Ya, dia tunggal putri Taiwan, Tai Tzu Ying.
Dari keterangan tertulis yang diterima VIVA Bulutangkis, ayah Tzu Ying suka bermain bulutangkis di waktu senggang, oleh sebab itu lapangan bulutangkis adalah taman hiburan bagi Tzu Ying dan adiknya saat mereka masih kecil. Di bawah pengaruh terbiasa melihat sejak kecil, Tzu Ying mulai bermain bulutangkis sejak kelas tiga SD.
Ia memenangkan juara grup kedua dari Turnamen Bulutangkis Nasional Taiwan saat kelas enam SD. Tzu Ying mulai mengikuti kompetisi internasional pada usia 15 tahun. Ikut Olimpiade untuk pertama kalinya di usia 18 tahun dan memenangkan juara Turnamen Super pertama kali dalam karirnya. Dia disebut sebagai gadis jenius berkat hasil gemilangnya.
Selain itu, gaya permainan Tzu Ying yang paling mengesankan adalah berbagai gerakan tipuan di lapangan yang sering kali mengecoh lawan mainnya berlari ke arah yang salah, atau langsung terdiam di tempat tanpa mampu menyelamatkan bola.
Sebenarnya, awal ketika Tzu Ying mulai mendapat latihan formal bulutangkis, banyak pelatih yang mencoba membenahi gerakannya yang tidak formal ini, namun Tzu Ying bersikeras dengan cara permainannya sendiri.
Ia tidak sependapat bahwa setiap pemain harus mengikuti pola yang telah ditetapkan, yang membuatnya dijuluki 'Ahlinya Tipuan' dan 'Pesulap Lapangan'.
Karier turnamen Tzu Ying tidak selalu berjalan mulus, dia juga pernah mengalami frustrasi dan menyalahkan diri sendiri karena mengalami kekalahan. Namun Tzu Ying percaya bahwa setiap kekalahan akan menjadi bekal untuk kemenangan di masa depan.
Ia mengasah kemampuannya dengan terus-menerus meninjau tayangan ulang permainan serta mengintrospeksi kesalahan. Bagi Tzu Ying, musuh terbesar bukanlah lawan main yang di sisi lain gawang, melainkan dirinya sendiri.
Tato Ular
Tidak peduli berapa banyak kegagalan dan frustasi, Tai Tzu-ying selalu memompa semangat dengan motto 'percaya pada diri sendiri'. Tahukah Anda? bahwa tato ular di lengan kiri Tai Tzu-ying adalah zodiak ayahnya, dan empat huruf mandarin 'percaya pada diri sendiri' yang ditulis sendiri oleh ayahnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, Tzu Ying terus menerus menempa semangat juang ketika bertanding dan menorehkan banyak prestasi luar biasa. Pada 2018, ia mewakili Taiwan di Asian Games yang diadakan di Indonesia dan memenangkan medali emas bulu tangkis pertama dalam sejarah Asian Games Taiwan di final tunggal putri.
Pada 2019, ia menyamai rekor 20 juara Turnamen Super yang diraih oleh pemain putri Cina Wang Yihan. Memenangkan kejuaraan tunggal putri di All England Badminton Open 2020 yang ketiga kalinya. Selain mencetak rekor terbanyak (21 juara) Turnamen Super untuk tunggal putri, di minggu berikutnya dalam pengumpulan poin mengungguli pemain China Chen Yufei, lima kali berada di posisi teratas bulu tangkis dunia, dan sampai saat ini merajai tunggal putri BWF dengan perolehan poin tertinggi.
Torehan ini membuat Tai Tzu Ying julukan 'ratu bulutangkis' memperpanjang rekornya dalam jumlah pekan terbanyak nomor satu untuk pemain tunggal putri, membuat 'rintangan si kecil Tai' semakin sulit untuk dikalahkan.
Pencapaian gemilang yang diraih Tzu Ying tidak membuatnya menjadi sombong, ia tetap disiplin, tidak bergadang, mengikuti jadwal latihan dengan teratur, menjaga kebugaran fisik dan kesehatan, serta berusaha untuk menjaga dirinya dalam kondisi terbaik.
Pebulutangkis terkenal Indonesia Jonatan Christie pernah memuji kemampuan olahraga Tzu Ying, alasannya karena tubuh si kecil Tai yang padat kuat dan perut six-pack Tzu Ying membuatnya terkesan.
Tzu Ying telah datang berkali-kali ke Indonesia untuk bertanding. Ia sangat terkesan dengan sorakan meriah dari para penggemar Indonesia. Semoga pandemi bisa segera mereda sehingga turnamen bulutangkis internasional bisa berjalan dengan lancar.
Lain kali saat Tzu Ying datang kembali ke Indonesia untuk bertanding, teman-teman Indonesia ingat untuk memberikan lambaian tangan dan bersorak padanya, yakinlah si kecil Tai juga akan membalas dengan senyuman lebar.