Tragedi All England Dicemaskan Buntut dari Sentimen Anti-Asia

 Presiden Badminton Asia Confederation (BAC), Anton Subowo
Sumber :
  • Pratama Yudha/ VIVA

VIVA – Presiden Badminton Asia Confederation (BAC), Anton Subowo, menanggapi kisruh yang terjadi antara BWF dan tim Indonesia di All England 2021. Dia khawatir insiden ini berkaitan dengan sentimen anti-Asia yang sedang ramai di Amerika Serikat dan sudah merambah Eropa.

Jonatan Christie Qualifies for the 2024 Paris Olympics

Beberapa pekan belakangan, jagat media sosial sedang ramai membahas kasus sentimen rasisme anti-Asia yang meningkat dalam beberapa waktu terakhir di Amerika seiring dengan pandemi virus corona COVID-19. Apalagi, sejak wabah ini muncul di Wuhan, China, pada akhir 2019 lalu.

Sebab, sejak diumumkan harus menjalani karantina mandiri selama 10 hari oleh NHS lantaran berada satu pesawat dengan penumpang yang positif COVID-19, Kevin Sanjaya Sukamuljo cs langsung menerima perlakuan tak menyenangkan dan cenderung diskriminatif.

Ganda Kebahagiaan Jonatan Christie, Juara All England dan Dikaruniai Calon Anak Laki-laki

Beberapa di antaranya tak diperbolehkan memakai bus dan diharuskan berjalan kaki ke hotel. Kemudian harus menggunakan tangga untuk kembali ke kamar hotel.

Mengetahui sikap diskriminatif tersebut, Anton mengaku kecewa dengan panitia pelaksana All England. Dia takut perlakuan itu muncul sebagai efek sentimen anti-Asia yang ikut masuk ke Eropa.

Mengulik Sejarah Rudy Hartono, Sang Raja Tunggal Putra All England

Photo :
  • BWF

"Bagaimana pun saya syok, sedih, dan sangat kecewa. Saya dapat masukan dari anak-anak kalau caranya atau perlakuannya yang kurang nyaman. Di Asia kan banyak negara, saya takut yang lagi ramai sekarang sentimen anti-Asia. Saya takut ini sudah masuk Eropa dan ke olahraga,"

"Saya tahu panpelnya kan orang lokal. Saya prinsipnya ingin menjaga agar jangan sampai rasisme anti-Asia seperti di Amerika masuk ke olahraga. Terutama bulutangkis yang banyak dihuni pemain Asia," jelasnya.

Lebih lanjut, Anton menegaskan jika BWF ke depannya harus lebih cermat dalam koordinasi dengan negara terkait ketika mengadakan sebuah turnamen.

"Kebetulan kejadian ini hanya menimpa Indonesia. Kalau Thailand dan Jepang kena bagaimana? Bubar kan. Ini yang harusnya BWF pikirkan. Kalau begitu, lebih baik tak usah bikin acara," ucap Anton.

"Memang ini peraturan pemerintah. Tapi, kalau kena lima negara bagaimana? Artinya apakah antisipasi sudah dibicarakan. Bila sudah, kenapa tak dilaksanakan? Kalau isunya soal biaya atau apa pun, ya terbuka saja," tutur dia.

Tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie

Fakta Mengerikan Jonatan Christie Meski Indonesia Gagal Juara Thomas Cup

Satu-satunya poin yang didapat Indonesia berasal dari Jonatan Christie. Kemenangan itu pun mencatatkan fakta mengerikan bagi pebulutangkis 26 tahun tersebut.

img_title
VIVA.co.id
6 Mei 2024