Tragedi All England, Ketum KONI Pusat Kecewa dan Prihatin

Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan saat menjuarai All England Open 2019.
Sumber :

VIVA – Para pebulutangkis Indonesia yang dijadwalkan tampil di All England 2021 dipastikan gagal bertanding. Itu karena kontingen Indonesia satu pesawat dengan seseorang yang terpapar COVID-19 ketika terbang dari Istanbul, Turki ke Birmingham, Inggris.

MilkLife Soccer Challenge Sukses Digelar, Ketum KONI Ungkap Harapan untuk Timnas Putri Indonesia

Ketua Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI), Agung Firman Sampurna, mengatakan, hingga saat ini pihak BWF, panitia All England, dan pemerintah Inggris belum memberi tahu siapa orang yang terpapar COVID-19.

Regulasi pemerintah Inggris memang mengharuskan seluruh penumpang pesawat menjalani isolasi mandiri selama 10 hari. Akibatnya, para pebulutangkis Tanah Air wajib menjalani isolasi mandiri sampai 23 Maret mendatang di Crowne Plaza Birmingham City Center.

Didukung Desta Sebagai Brand Ambassador, Indonesia Pingpong League Seri 2 Dimulai Besok

Menanggapi tragedi ini, Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, Marciano Norman, mengungkapkan kekecewaannya. Dia pun merasa prihatin karena penundaan ini berdampak pada perkembangan prestasi atlet Indonesia, khususnya cabang olahraga bulutangkis.

"Saya merasakan kekecewaan mendalam yang menimpa para atlet bulutangkis yang telah mempersiapkan diri dengan rangkaian latihan keras dan berpotensi untuk mengukir prestasi baik, tapi harus berakhir seperti ini," kata Marciano, seperti dikutip situs resmi KONI Pusat, Jumat 19 Maret 2021.

Ketua KONI Beberkan Catatan Gemilang di PON 2024, dari Pembinaan Atlet Hingga Dampak Ekonomi

Photo :
  • VIVA/Robbi Yanto

Lebih lanjut, Marciano menambahkan, bahwa menunda seluruh kegiatan All England 2021 merupakan keputusan yang adil karena jika dikaitkan dengan potensi yang terpapar COVID-19, semua orang yang terlibat sempat berinteraksi selama masa persiapan.

"Keputusan yang adil sebenarnya bisa ditempuh dengan menunda seluruh rangkaian kegiatan All England 2021 karena dalam latihan dan masa persiapan pasti atlet, pelatih, ofisial, dan panitia pernah berinteraksi satu sama lain, sehingga keputusan memberlakukan isolasi mandiri harusnya berlaku untuk semua peserta," ucapnya.

Kendati demikian, Marciano tetap memberikan dorongan sekaligus rasa simpati kepada seluruh pebulutangkis Indonesia yang gagal tampil di All England 2021. Dia juga berharap para pebulutangkis tidak patah semangat.

"Simpati yang mendalam dan rasa hormat yang tinggi, saya tujukan kepada semua patriot bulutangkis Indonesia dan PBSI atas kejadian ini," ujarnya.

"Kejadian ini juga harus menjadi pelajaran berharga, jangan patah semangat, dan mari kita persiapkan diri lebih baik lagi untuk event besar ke depan termasuk Olimpiade. Kita tunjukkan pada dunia bahwa bulutangkis Indonesia merupakan salah satu yang terbaik," tutur mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya