Skandal Olahraga, Pengaturan Skor Guncang Bulutangkis Indonesia

Raket dan shuttle cock badminton
Sumber :
  • proprofs.com

VIVA – Kabar mengejutkan datang kurang seminggu dari perhelatan Thailand Open di Bangkok. Federasi Bulutangkis Internasional (BWF) mengumumkan ada delapan pebulutangkis Indonesia yang terlibat pengaturan skor.

Jonatan Christie Mengganas di Rangking BWF

Dalam pengumuman resminya pada 8 Januari 2021, BWF menyatakan ada dua kasus yang mereka tangani dan diperiksa panel independen pada akhir 2020. Salah satunya menyeret pebulutangkis Indonesia. 

Tiga panel independen (IHP) dari BWF yakni James Kitching, Rune Bard Hansen, dan Kevin Carpenter melakukan investigasi pada 13 September 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia. Sidang kedua rampung digelar pada akhir Desember 2020.

Mark Lamsfuss Mundur dari Olimpiade 2024, Poin Kemenangan Fajar/Rian Hangus

Hasil investigasi menemukan tiga dari delapan terduga itu telah melakukan koordinasi dan mengatur orang lain agar terlibat dalam perilaku tersebut. 

Kevin Cordon Mundur, Jonatan Christie Dapat Untung Besar di Olimpiade Paris

"Delapan pemain Indonesia yang saling mengenal dan berkompetisi di kompetisi internasional level bawah, sebagian besar di Asia hingga 2019, melanggar Peraturan Integritas BWF Terkait pengaturan pertandingan, manipulasi pertandingan dan/atau taruhan bulutangkis," demikian bunyi pernyataan di situs resmi BWF.

BWF menyebutkan identitas delapan pemain Indonesia yang terlibat skandal olahraga tersebut. Mereka adalah Hendra Tandjaya, Ivandi Danang, Androw Yunanto, Sekartaji Putri, Mia Mawarti, Fadilla Afni, Aditiya Dwiantoro, dan Agrippina Prima Rahmanto Putra.

Hukuman beragam diterima para pebulutangkis tersebut. Yanhg paling berat adalah larangan aktivitas bulutangkis seumur hidup, yang diterima tiga pemain.

Lima pemain lainnya mendapatkan sanksi beragam. Ada yang diskors enam sampai 12 tahun dan denda antara 3.000 USD dan 12.000 USD.

Para pemain yang dinyatakan bersalah masih bisa melakukan banding. Banding bisa dilakukan melalui Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) terhitung 21 hari sejak keputusan.

Klarifikasi Agrippina Prima
Salah satu pemain yang terlibat adalah Agrippina Prima. Hal ini cukup mengejutkan karena namanya cukup tenar. Agrippina pernah berpasangan dengan Marcus Fernaldi Gideon.

Lewat akun Youtube, Agri memberikan klarifikasi. Dia sebenarnya sudah menolak match fixing. Kesalahan dia menurut BWF adalah tidak melaporkan saat ada pengaturan skor.

"Jadi gini, gue pertama ketemu HT (pelaku match mixing) di Vietnam pada 2017 pada saat pertandingan. Sebenernya gue ga kenal dia. Dia nyamperin aja dan minta nomor. Gue kasih aja, sok deket aja. Gue pikir, dia kenal gue," kata Agri.

"Malamnya, HT nge-chat gue. Kata dia, besok mau ga gue ngalah? Tapi, Alhamdulillah bisa gue tolak. Nah, HT ini ketangkep ama BWF. Handphone dia digeledah. Berhubung gue pernah chat, gue juga dianggap terlibat," lanjutnya.

Agri lalu bertemu dengan orang BWF dan diinterogasi selama dua jam. Dia mengonfirmasi sudah menolak tawaran dari HT.

"Salahnya gue menurut BWF gue tidak melaporkan match fixing. Gue ga lapor karena gue ga bakal mikir bakal panjang. Udah gue tolak waktu itu, selesai," jelasnya. Agri pun mengajukan banding kepada BWF. Dia berharap dibebaskan dari segala tuntutan.

Photo :
  • www.badmintonindonesia.org

Sementara itu, Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) buka suara terkait kasus delapan pebulutangkis Indonesia yang disanksi oleh BWF. Pernyataan itu diungkapkan oleh Kepala Bidang Humas dan Media PP PBSI, Broto Happy.

Ditegaskan Broto, kedelapan pebulutangkis tersebut dipastikan bukan atlet pelatnas Cipayung. PBSI pun ikut mengutuk sikap mereka yang mencederai nilai-nilai sportivitas.

"Bisa dipastikan, delapan pemain yang dihukum BWF tersebut adalah bukan pemain penghuni Pelatnas PBSI di Cipayung, Jakarta Timur," kata Broto dalam rilis PBSI yang diterima VIVA.

Mau tahu skandal yang menyeret para atlet dunia lainnya? Skandal Olahraga akan hadir setiap harinya. Simak terus di VIVA.co.id

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya