Terungkap, Trik Jitu Pelatih Thailand Redam 'Teror' Penonton Istora
- VIVA/Donny Adhiyasa
VIVA – Keberhasilan penggawa tunggal putra Thailand, Kantaphon Wangcharoen, menyingkirkan pilar andalan Merah Putih, Anthony Sinisuka Ginting, di babak 16 besar Blibli Indonesia Open (BIO) 2019 menjadi salah satu kejutan yang terhampar di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis 18 Juli 2019.
Kantapon sukses menaklukkan "teror" bisingnya riuh suara penonton Istora yang terkenal fanatik dan militan mendukung para jagoan tepok bulu angsa Tanah Air. Lantas, trik apa yang dilakoni Kantapon hingga bisa sangat menikmati permainan, dan mampu mementahkan tekanan dari dukungan publik Istora kepada Ginting?
Hal ini diungkapkan pelatih tunggal tim Thailand, Agus Dwi Santoso, tentang siasat ampuh menaklukkan keangkeran Istora. Sebagai orang Indonesia dan mantan pelatih klub PB Djarum Kudus, coach Agus sepertinya sudah hapal benar tutorial menangani tekanan mental jika bermain di arena Istora Gelora Bung Karno.
"Itu masalah psikologis saja. Bagaimana kamu (Kantapon) mendengar dan melihat suara penonton ini bukan untuk mendukung Ginting, tapi untuk kamu. Jadi kamu lebih happy mainnya, enggak usah mikir capek," ungkap Agus kepada VIVA.
"Kalau sudah begitu kan permainan bisa keluar semua, ada perasaan senang lebih fight saja. Hasil tinggal kehendaknya Gusti Allah saja, bisa menang bisa kalah," jelas eks pelatih tim tunggal pelatnas Korea Selatan itu.
Agus memang bukan orang baru yang mengenal atmosfer bulutangkis Indonesia. Pada 1998 sampai 2003, ia juga menghuni Pelatnas dan membesut tim tunggal putra. Kala itu, ia sukses mengantarkan Hendrawan merebut medali perak di Olimpiade Sydney 2000 dan juara dunia di Sevilla 2001. (one)