Kenang Riuh Istora, Ratu Indonesia Open 2001 Geregetan Mau Main Lagi

Peraih gelar tunggal putri Indonesia Open 2001, Ellen Angelina
Sumber :
  • VIVA/Donny Adhiyasa

VIVA – Keseruan gelaran bertajuk Blibli Indonesia Open (BIO) 2019 BWF World Tour Super 1000 terus mengundang pencinta bulutangkis Tanah Air untuk larut dalam kemeriahan ajang berhadiah total US$ 1.250.000 atau sekitar Rp17 miliar itu.

Media Asing Soroti Besaran Bonus Medali Emas Kontingen Indonesia di Olimpiade Paris 2024

Dalam tiga hari pertama penyelenggaraan, ribuan pengunjung telah memadati kawasan Istora Gelora Bung Karno, Jakarta dan menikmati partarungan bintang bulutangis dunia.

Dan jika merunut sejarah berlangsungnya kejuaraan tersebut, terdapat satu nama spesial dalam deretan para juara turnamen kebanggaan bangsa Indonesia itu.

Sisa Potret Kontingen Indonesia di Penutupan Olimpiade Paris 2024: Gregoria Mariska Dicari Netizen

Ya, sosok Ellen Angelina merupakan pemain Indonesia terakhir yang mampu merebut gelar sektor tunggal putri pada tahun 2001 lalu dan belum bisa diulang kembali oleh para penerusnya saat ini.

Mengenang lagi kala sukses merebut tahta podium tertinggi, Ellen pun berbagi pengalamannya berjaya di hadapan publik Istora delapan belas tahun silam.

He Bing Jiao Hilang dari Ranking BWF Usai Raih Medali Perak Olimpiade Paris 2024, Putuskan Pensiun

"China waktu itu tak banyak kirim pemain, mereka seperti fokus kejuaraan Asia. Cuma waktu itu memang ada Wang Chen yang sudah bermigrasi ke Hong Kong. Waktu itu sih saya nggak mikir sampai bisa jadi juara, mikirnya satu-satu. Tapi sudah lolos lewat semifinal, final itu pun juga notabene Wang Chen juga eks pemain China dan bukan pemain ecek-ecek," ungkap Ellen Angelina kepada VIVA.

"Penonton Istora itu dari dulu ramainya memang gila banget. Saya berlaga dengan rekan seangkatan seperti Lidya Djaelawijaya dan Sindana Hartono, sementara Mia Audina sudah pindah ke Belanda dan waktu itu tidak hadir," jelasnya.

Wanita yang kini aktif sebagai staf kepelatihan di klub PB Djarum Kudus itu pun coba sedikit membandingkan kondisi turnamen kala itu dengan megahnya perhelatan Indonesia Open saat ini.

"Kalau dari keseluruhan pasti persaingan bukan seru cuma tunggal putri saja, tapi semuanya juga melihat saat ini 'gila hadiahnya gede banget', pasti semua mau posisi pertama dan fokus di Indonesia Open," ujar Ellen.

"Nah kalau saat tahun 2001 dulu itu nominal hadiah seperti sekarang mungkin semua pada mau dateng tuh, hehe. Aku saja kalau masih bisa ikut main, maunya ikutan main lagi, haha," kata Ellen.

Gregoria Mariska Tunjung sabet medali perunggu Olimpiade 2024

Kena Cacar Air, Gregoria Mariska Absen di Korea Open dan Japan Open

Tunggal putri Indonesia Gregoria Mariska Tunjung ditarik dari tur Asia, termasuk Japan Open dan Korea Open 2024 akibat terkena cacar air.

img_title
VIVA.co.id
18 Agustus 2024