6 Fakta Menarik Turnamen Bulutangkis Bergengsi Indonesia Open
- Image Dynamic
VIVA – Euforia para penggemar bulutangkis di Tanah Air mencapai titik klimaks, pekan ini. Ya, gelaran turnamen termahal di dunia berlabel Blibli Indonesia Open (BIO) 2019 BWF World Tour Super 1000 tengah dihelat di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, pada 16-21 Juli 2019.
Ajang bulutangkis dengan total nominal prize money terbesar di dunia yakni US$1.250.000 itu terus jadi daya tarik luar biasa tak hanya di Indonesia, tapi juga secara global.
Tak aneh memang mengapa perhelatan Indonesia Open selalu dinantikan para pencinta olahraga tepok bulu angsa. Mengingat sejarah dan perjalanan panjang sebagai salah satu kejuaraan bulutangkis terbaik dan terfavorit yang pernah ada di muka bumi.
Tak salah kiranya menyimak sejumlah fakta-fakta menarik seputar penyelenggaraan Indonesia Open berikut ini:
1. Gelaran Indonesia Open 2019 ini merupakan edisi ke-37 dari ajang yang pertama kali dihelat pada 1987 di Jakarta.
2. China tercatat punya dominasi di sektor tunggal putra dalam sejumlah turnamen besar dunia. Tapi, catatan itu tak berlaku pada Indonesia Open di mana Negeri Tirai Bambu cuma punya 3 koleksi gelar tunggal putra yang semuanya diukir sebelum 1990 yakni melalui Han Jian (1985), Yang Yang (1987) dan Xiong Guobao (1989).
3. Kutukan tunggal putra China pun tak luput menyelimuti megabintang pemilik dua medali emas Olimpiade, Lin Dan. Pemain flamboyan tersebut belum sekalipun mengoleksi gelar Indonesia Open dan menjadi satu-satu turnamen bergengsi yang belum pernah ia rasakan podium tertingginya.
4. Juara sektor ganda campuran sempat mencatatkan kejutan lewat dua negara yang bukan masuk jajaran "reguler" bersaing di turnamen bulutangkis dunia yakni Swedia dan Polandia.
Ganda campuran asal Swedia, Par-Gunnar Jonsson/Maria Bengtsson pernah menjadi juara Indonesia open pada 1992. Sedangkan duet Polandia, Robert Mateusiak/Nadiezda Zieba jadi juara pada 2010 silam.
5. Indonesia Open pernah 3 kali berubah status sebagai level turnamen BWF. Pertama kali disematkan sebagai jajaran turnamen Super Series (tertinggi secara nilai prize money dan akumulasi raihan poin) pada 2007.
Lalu, naik menjadi level Super Series Premier mulai 2011 seiring dengan naiknya nilai prize money dan penilaian kualitas penyelenggaraan oleh BWF.
Dan seiring bergantinya format turnamen dari Super Series menjadi BWF World Tour Super, maka Indonesia open sejak 2018 berlabel Super 1000.
6. Nilai hadiah uang untuk para pemain yang bertanding pun kian fantastis. Nominal uang bagi para kampiun yakni US$87.500 (sekitar Rp1,14 miliar) untuk juara di nomor tunggal dan US$92.500 (sekitar Rp1,2 miliar) untuk juara nomor ganda.
Bahkan, bagi mereka yang sudah tersingkir di babak II (16 besar) masih mendapatkan hadiah yakni US$3.750 (sekitar Rp49 juta) untuk nomor tunggal dan US$4.062 (sekitar Rp53 juta) untuk nomor ganda. (one)