Kisah Hidup Sengsara Pebulutangkis Cantik RI Juara All England Open
- IG Debby Susanto
VIVA – Legenda bulutangkis Indonesia, Debby Susanto mengungkapkan sebuah kisah hidup sengsara yang dialaminya saat pertama kali memutuskan untuk menempuh karier di dunia bulutangkis.
Kisah kehidupannya itu, diungkapkan Debby untuk menjawab banyaknya masyarakat yang bertanya tentang kehidupan para atlet bulutangkis yang dinilai sangat enak.
Debby menceritakan kisah panjang kehidupannya sebagai seorang atlet melalui akun media sosialnya.
"Jadi saya akan menceritakan beberapa kisah tentang perjalanan saya," tulis Debby seperti dikutip VIVA, Selasa Legi, 25 Juni 2019.
Peraih gelar juara ganda campuran All England Open 2016 itu menuturkan, untuk menjadi seorang pebulutangkis top dunia seperti yang dia alami bukan perkara mudah lho. Dibutuhkan kerja keras dan perjuangan pahit.
Debby menuturkan, dia masih ingat saat pertama kali memutuskan untuk merantau ke Jakarta demi mengejar cita-citanya jadi seorang pebulutangkis.
Ketika itu Debby baru lulus dari Sekolah Menengah Pertama. "Pertama kali tinggal di asrama, enggak punya teman, enggak ada yang bisa diajak cerita," tulis Debby.
Semua biaya hidup selama berada di asrama dan ikut dalam pertandingan harus ditanggungnya sendiri. Kondisi saat itu menurut wanita 30 tahun tersebut sangatlah berat baginya.
Sebab, orangtuanya Debby bukan orang kaya yang bisa memberikan uang kapan saja untuk Debby. "Itu yang jadi beban terberat saat itu karena aku tahu gimana kondisi keluarga aku, yang ortu masih harus biayain koko-koko ku sekolah, adik sekolah belum lagi harus keluarin biaya perbulan buat aku," tulisnya.
Bahkan, Debby mengaku terpaksa tak mau menceritakan sejujurnya kondisi dirinya di Jakarta pada orangtuanya. "Bahkan setiap kali kalau aku ditanya masih ada uang jajan enggak, aku pasti selalu bilang ada, enggak berani minta uang jajan," kata Debby dalam ceritanya.
Padahal keuangan Debby benar-benar sangat panceklik. Bayangkan saja, saat itu Debby sampai hanya memiliki uang jajan Rp2000 saja lho.
Uang sebanyak itu tentu saja bukan jumlah yang banyak untuk modal hidup seorang gadis perantau seperti Debby. Apalagi di Jakarta. Menurut Debby, bahkan dia terpaksa harus meminta kemurahan hati tukang mie ayam demi bisa makan.
"Padahal aku ingat banget saat itu cuma pegang uang Rp2000. Untuk beli mie ayam gerobak saja kurang, jadi waktu mau makan mie ayam, aku bilang ke dulu ke abangnya, mau beli setengah bisa enggak, uangnya cuma dua ribu. Untung abangnya baik," kata Debby.
Pengalaman Debby ini membuktikan, bahwa memang untuk menjadi seorang yang sukses, dibutuhkan perjuangan dan kerja keras.
"So, memang kebanyakan orang akan melihat dan komentar, enak ya jadi atlet, yes it is. Tapi perjalanannya yang enggak mudah sama sekali, sulit bahkan kita mengalami keterpurukan dan kegagalan berkali kali di usia yg terbilang masih muda. Jadi apapun jalan hidup yang kamu pilih, butuh kerja keras karena enggak ada jalan pintas. Butuh proses cukup panjang yang akan membentuk pribadi kamu juga," tulis Debby.
Baca: Fakta Ganasnya Ratu Para-Badminton RI saat Gegerkan Dunia di Irish