Kevin/Marcus Waspadalah, Pebulutangkis Korea Mulai Berbahaya
- ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
VIVA – Kevin Sanjaya Sukmauljo/Marcus Fernaldi Gideon dan teman-teman, harus benar-benar mewaspadai kebangkitan bulutangkis Korea Selatan.
Jika tidak waspada, bukan tak mungkin Indonesia bakal kehilangan tahta ranking 1 ganda putra dunia yang selama lebih dari 100 pekan dikuasai Kevin/Marcus.
Tanda kebangkitan ganda putra negeri ginseng sudah terang-terangan terlihat di turnamen BWF Super 300, Australian Open 2019. Ketika mantan juara dunia 2014 Ko Sung Hyun/Shin Baek Chol menjuarai turnamen itu.
Dalam merebut tahta tertinggi turnamen di negeri kangguru itu, Ko/Shin tampil benar-benar ganas. Bagaimana tidak, di usia yang tak muda lagi, mereka mampu membantai 5 raksasa bulutangkis dunia.
Korban pertama Ko/Shin di Australian Open 2019 ialah pemegang gelar raja ganda putra Asia, peraih medali emas Badminton Asia Championships 2019, Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe.
Duo Jepang pemegang ranking 5 dunia itu secara mengejutkan dikalahkan melalui rubbergame dengan poin telak 21-14, 11-21 dan 21-17.
Lalu, di babak 16, giliran sang juara bertahan Australian Open 2018, Berry Angriawan/Hardianto yang tersungkur di tangan mereka. Bahkan, ranking 26 dunia itu cuma diberi waktu selama dua gim saja dengan poin 21-18 dan 21-19.
Dan yang paling mengejutkan ialah di perempatfinal Ko/Shin mengalahkan juara All England Open 2019, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan. Juara dunia dua kali itu dibuat tak berdaya dikalahkan cuma dalam waktu 31 menit saja dengan poin kembar, 21-15 dan 12-15.
Selanjutnya yang tak kalah membuat gempar adalah, di semifinal mereka menumbangkan juara dunia 2018, Li Junhui/Li Yuchen. Dengan usai yang tak muda lagi, diketahui Ko kini berusia 32 tahun dan Shin 29 tahun.
Mereka dengan gagah berani mempecundangi ranking 3 dunia asal China itu tanpa ampun melalui rubbergame dengan poin 21-11, 14-21 dan 21-17.
Di partai puncak, Ko/Shin dengan mudah menghancurkan ranking 2 dunia, Takeshi Kamura/Keigo Sonoda. Dengan modal ranking 34 dunia, Ko/Shin mempecundangi duo Jepang itu cuma dalam gim saja.
Pemuda garang
Tak cuma Ko/Shin, di Australian Open 2019 ada ganda putra Korea Selatan lainnya yang juga tampil garang, mereka adalah Choi SolGyu/Seo Seung Jae.
Meski saat itu cuma bercokol di ranking 43 dunia. Tapi, pebulutangkis muda berhasil lolos ke semifinal setelah mengalahkan ganda-ganda putra yang memiliki ranking lebih baik darinya.
Yang pertama merasakan ganasnya Choi/Seo ialah juara Swiss Open 2019, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Dalam waktu satu jam, ranking 6 dunia itu dilumat melalui rubbergame.
Lalu, giliran Wahyu Nayaka Arya Pangkaryanira/Ade Yusuf Santoso yang dihajar Choi/Seo. Dan di perempatfinal giliran juara French Open 2018, Han Chengkai/Zhou Haodong yang jadi korban. Duo China ranking 7 dunia itu dibabat tanpa ampun.
Raksasa tua
Selain Ko/Shin dan Choi/Seo, Korea Selatan juga baru saja membangkitkan lagi raksasa tua ganda putra mereka.
Mereka adalah duet Lee Yong Dae dan Yoo Yeon Seong. Pemegang gelar raja bulutangkis Asia pemegang 2 medali emas Badminton Asia Championships.
Munculnya lagi Lee/Yoo di kancah bulutangkis dunia usai menyatakan diri pensiun beberapa tahun lalu tentu harus benar-benar diwaspadai para ganda putra dunia.
Dalam catatan BWF, Lee/Yoo sejak 2013 telah merebut 16 gelar juara di turnamen BWF Superseries. Dan sebelum Kevin/Marcus mencicipi nikmatnya menduduki kursi singgasana ranking 1 dunia, mereka telah lebih dahulu merasakannya.
Mereka pernah menguasai ranking 1 ganda putra bulutangkis dunia selama 2 tahun yaitu mulai dari 14 Agustus 2014 hingga 3 November 2016.
Jika melihat fakta di atas, maka cuma Kevin/Marcus satu-satunya raja ganda putra dunia yang belum menjadi tumbal keganasan para ganda Korea.
Yang perlu diingat, cobaan terberat para pebulutangkis dunia sebenarnya baru hadir di 6 bulan ke depan. Sebab, banyak sekali turnamen besar yang akan diselenggarakan termasuk Kejuaraan Dunia. Tak cuma itu, Olimpiade Tokyo 2020 juga sudah di depan mata.
Baca: Tragis, Kanker Langka Hancurkan Kejayaan Raja Bulutangkis Asia