Kesedihan dan Dampak Buruk Cedera Horor Ratu Bulutangkis Dunia

Pebulutangkis Carolina Marin terisak tangis sendu usai alami cedera
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

VIVA – Sudah hampir 150 hari ratu bulutangkis tunggal putri dunia, Carolina Marin harus berjuang melawan cedera horor yang membekapnya.

Format Baru Bertabur Bintang, Ajang BDMNTN-XL Sajikan Duel Paten dan Menghibur

Sejak cedera paling menyakitkan itu menyerangnya di final Indonesia Masters 2019, sudah cukup banyak turnamen dan bulutangkis yang tak bisa diikutinya.

Tercatat sudah 9 turnamen dilaluinya tanpa bisa turun tanding. Mulai dari Spain Master, German Open, All England Open, Swiss Open,  India Open, Malaysia Open, Singapore Open, New Zealand Open dan Australian Open.

Pemenang Aqua Cup Wakili Indonesia di Turnamen Badminton Asia Tenggara

Kondisi ini sangat tentu sangat merugikan bagi Carolina. Imbas yang paling nyata dari cedera itu ialah merosotnya ranking Carolina. Pada Januari 2019, juara dunia 2018, 2015 dan 2014 ini masih bercokol di ranking 2 dunia.

Namun, di pekan 24 ini, Senin, 17 Juni 2019, peraih medali emas Olimpiade Rio 2016 itu terperosok ke ranking 8 dunia.

Manfaat Ajak Anak Main Bulutangkis, Selain Sehat Ajarkan Si Kecil Kreatif Hingga Percaya Diri

Carolina Marin mengerang kesakitan.

Memang, cedera yang dialami Carolina bukan masalah kecil. Bayangkan saja, gadis Spanyol ini harus masuk ruang operasi untuk bisa mengembalikan kondisi kakinya ke kondisi semula.

Diketahui, Carolina divonis mengalami cedera Anterior Cruciate Ligaments (ACL) dan harus istirahat selama 6 bulan.

Lalu, bagaimana perasaan Carolina setelah tak bisa tampil di berbagai turnamen bulutangkis dunia?

Melalui akun media sosialnya, Carolina mengatakan sangat sedih dengan apa yang dia alami, dia sangat merindukan bulutangkis. Namun, dia tak bisa memaksakan diri dan harus menunggu sampai cederanya benar-benar pulih.

Pebulutangkis Carolina Marin di ruang operasi.

Menurut Carolina seperti dilansir situs resmi Olimpiade, saat ini kondisinya semakin membaik, meski harus menjalani rehabilitasi dan fisioterapi usai menjalani operasi.

"Saya mendedikasikan 10 jam sehari untuk rehabilitasi antara fisik dan teknis, dengan sesi fisioterapi pagi dan sore, dan pekerjaan kolam renang," kata Carolina Marin.

Carolina mengalami cedera saat bertarung lawan Saina Nehwal di final Indonesia Masters 2019 di Istora Senayan, Jakarta, pada 27 Januari 2019.

Dia roboh di lapangan ketika unggul poin 10-3. Carolina sempat memaksakan terus bertanding. Tapi akhirnya dia tumbang lagi dan terpaksa menghentikan pertandingan.

Baca: Luar Biasa, Jonatan Christie Kangkangi Juara Bulutangkis Dunia

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya