Legenda All England Soroti Prestasi di Sektor Tunggal Indonesia
- BWF
VIVA – Regenerasi dari para pebulutangkis Tanah Air terus jadi fokus PP PBSI dalam melanjutkan capaian apik di kancah persaingan dunia. Beberapa negara pesaing lain pun patut diwaspadai menyimpan potensi menjegal kiprah penggawa Merah Putih di masa depan.
Hal ini juga yang menjadi sorotan maestro bulutangkis Indonesia, Rudy Hartono, jelang bergulirnya ajang bergengsi All England Open Super 1000 pada 6-10 Maret 2019 di Birmingham Arena, Inggris.
Dan sektor tunggal langsung jadi perhatian pengoleksi rekor 8 kali gelar tunggal putra All England tersebut.
Menurut Rudy, ada sejumlah nama yang patut diwaspadai jelang perburuan poin menuju Olimpiade Tokyo 2020 mendatang.
"Regenerasi berjalan, tetapi visi untuk menguasai tunggal putra dan tunggal putri di posisi 4 besar dunia itu tidak ada, tidak terlihat. Tetapi para pemain kita itu kan usianya masih belum 25 tahun, kalau mereka sadar dan terus berlatih lebih keras lagi, semua itu tidak terlambat," ungkap Rudy kepada VIVA.
"Kalau saya lihat sekarang ini Kento Momota (Jepang) akan tetap bisa merajai tunggal putra dengan Anders Antonsen (Denmark), kalau China bisa tapi masih tanda tanya," jelas Rudy.
Tak ayal, dengan kondisi seperti ini Indonesia wajib bergegas melakukan upaya keras, baik itu dalam aspek rasa maupun menjaga konsistensi prestasi khususnya para pemain tunggal.
"Ada juga yang cukup jadi kejutan itu Taiwan (Chou Tien Chen), punya potensi bagus. Nah kalau di bawahnya ada pemain-pemain dari Thailand, India dan Korea juga bisa jadi ancaman khususnya untuk pemain putri Indonesia," tegas Rudy. (ren)