Jika Keok di All England, Pebulutangkis RI Enggak Usah Buat Alasan

Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon
Sumber :
  • BWF

VIVA – Skuat bulutangkis Indonesia akan berlaga di ajang bergengsi All England Open 2019 di Birmingham Arena, Inggris.

Pemenang Aqua Cup Wakili Indonesia di Turnamen Badminton Asia Tenggara

Ditargetkan pebulutangkis bisa memborong 5 gelar juara yang diperebutkan ratusan pebulutangkis dunia. Namun, jika pun gagal, paling tidak ada 1 gelar juara yang dibawa pulang ke tanah air.

Menurut legenda bulutangkis dunia, Rudy Hartono, sejak dahulu Indonesia merupakan langganan juara All England Open. Terbukti sejak All England Open pertama kali digelar pada 1899, Indonesia sudah merebut 46 dari 538 gelar juara.

Manfaat Ajak Anak Main Bulutangkis, Selain Sehat Ajarkan Si Kecil Kreatif Hingga Percaya Diri

Rudy sendiri merupakan tunggal putra terbanyak yang membawa pulang gelar juara, tercatat 8 kali dia menjuarai turnamen BWF Super 1000 itu.

Rudy mengatakan, pebulutangkis yang diberangkatkan ke Inggris, bukan pemain biasa. Mereka merupakan pilihan terbaik dari seluruh pebulutangkis yang ada saat ini. Dan mereka telah dipersiapkan dengan sangat baik di Pelatnas Cipayung.

Smash Tournament 2024 Sukses Digelar, Pemenang Dikirim ke Turnamen di Malaysia

Namun, menurut Rudy, jika ingin menjuarai All England, pemain harus benar-benar jujur pada dirinya. Jika belum siap, sebaiknya tak berangkat.

"Pemain harus jujur pada dirinya sendiri, apakah persiapan dan latihan mereka sudah maksimal? jangan sampai nanti kalau gagal juara, ada alasan kondisi tidak fit atau macam-macam. Kalau sekiranya sudah tahu selama persiapannya saja buruk, buat apa dipaksakan tetap berangkat," ujar Rudy Hartono kepada VIVA, Senin 4 Maret 2019.

Pasangan ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan

Persaingan di All England Open kali ini dipastikan bakal sengit. Seluruh pemain hebat dunia bakal tampil habis-habisan di turnamen ini.

"Persaingan saat ini akan sangat sengit sekali. Ini membutuhkan fokus serta ketangguhan fisik, teknik dan mental yang di atas rata-rata dari sekadar latihan biasa karena lawan pasti juga sangat mengharapkan juara All England tahun ini," kata Rudy.

Rudy juga mengingatkan jika bisa bermain di turnamen sarat sejarah itu merupakan anugerah besar bagi seorang pebulutangkis, dan pemain Indonesia akan selalu jadi sorotan mengingat rekor tertinggi pencapaian All England milik orang Indonesia.

"Apa yang pernah saya capai dengan juara 8 kali, itu dicatat sejarah dan akan selalu jadi motivasi pemain Indonesia bahwa bangsa kita pada dasarnya mampu memenangkan persaingan bahkan menorehkan rekor luar biasa," kata Rudy.

Perlu diketahui, dalam 10 terakhir ini, Indonesia telah membawa pulang 7 gelar juara. Tapi sayangnya, 7 gelar juara itu cuma didapatkan dari sektor ganda saja.

3 gelar dari ganda putra melalui Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan di tahun 2014 dan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon di tahun 2017 dan 2018.

4 gelar juara didapatkan dari ganda campuran, 3 gelar beruntun dari tangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir di tahun 2012, 2013  dan 21014. Sedangkan 1 gelar disumbang Praveen Jordan/Debby Susanto pada 2016.

Baca: Prestasi Jeblok, Jonatan Christie Disindir Legenda Bulutangkis Dunia

Laga bulutangkis BDMNTN- XL di Istora Senayan, Jakarta

Format Baru Bertabur Bintang, Ajang BDMNTN-XL Sajikan Duel Paten dan Menghibur

Sederet maestro beken seperti Hendra Setiawan, Greysia Polii, Ashwini Ponnnappa dan bintang ganda putra Korsel Lee Yong-dae siap ambil bagian dalam duel seru bergengsi.

img_title
VIVA.co.id
1 November 2024