Nasib Tragis Pebulutangkis Indonesia di Tanah Kematian Hitler
- BWF
VIVA – Akhir Februari 2019, BWF akan menyelenggarakan German Open. Turnamen ini akan digelar di Innogy Sporthalle, Muelheim an der Ruhr, Jerman.
Turnamen ini sudah 18 kali digelar di tanah kematian Adolf Hitler. Dan sudah 90 gelar juara terlahir di German Open.
Namun, sayang dan sangat miris sekali sebagai negara pemegang ranking 3 dunia bulutangkis, Indonesia tak mampu menunjukkan taringnya di turnamen ini.
Berdasarkan catatan BWF, Jumat 15 Februari 2019, Indonesia cuma bisa membawa pulang 1 gelar saja dari German Open.
Itupun sudah lama sekali, pada 2003 melalui peraih medali perunggu Olimpiade 2004 Athena, Yunani, Flandy Limpele/Eng Hian.
Prestasi buruk Indonesia di German Open seharusnya tak berlarut-larut. Sebab, tahun lalu saja Indonesia mengerahkan pemain-pemain utama ke turnamen ini.
Di tunggal putra ada peraih medali emas Asian Games 2018, Jonatan Christie; dan juara China Open 2018, Anthony Sinisuka Ginting.
Di tunggal putri ada Lyanny Alessandra Mainaky dan juara Thailand Masters 2019, Fitriani.
Lalu di ganda putra ada juara dunia 2013 dan 2015 Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan; juara Syed Modi 2018, Fajar Alfian/Mohammad Rian Ardianto; dan Angga Pratama/Rian Agung Saputro.
Pada ganda putri Indonesia menerjunkan Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta dan Anggia Shita Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani. Dan terakhir di ganda campuran ada Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti.
Dari seluruh pemain Indoensia itu, cuma Fajar/Rian yang lumayan tampil baik. Mereka sempat menapakkan kaki di partai final usai mengalahkan senior mereka Ahsan/Hendra di semifinal. Sayangnya, di final Fajar/Rian dipecundangi duo Jepang, Takuto Inoue/Yuki Kaneko.
Pada German Open kali ini, Indonesia mengerahkan cukup banyak pemain, seperti Gregoria Mariska Tunjung, Fitriani, Lyanny; Della Destiara Haris/Tania Oktaviani Kusumah.
Ni Ketut/Rizki Amelia; Praveen/Melati, Hafiz Faizal/Gloria Emanuella Widjaja, Tontowi Ahmad/Winny Oktavina Kandow, dan Alfian Eko Prasetya/Marsheilla Gischa Islami.
Baca: Turnamen Bulutangkis Teraneh di Dunia, Tuan Rumah Tak Pernah Juara