Ternyata Dulu Ratu Bulutangkis Dunia Penari Flamenco Ala Orang Gipsi

Carolina Marin.
Sumber :

VIVA – Siapa sangka, ternyata Carolina Marin tak pernah bercita-cita terjun ke dunia bulutangkis seperti sekarang ini.

Sedari kecil peraih 3 gelar juara dunia tunggal putri ini, hanya ingin menjadi seorang penari.

Ratu bulutangkis itu menceritakan, saat masih duduk di bangku sekolah dasar, dia aktif belajar menari Flamenco, sebuah tarian kuno dari bangsa Gipsi yang sudah ada sejak abad 14.

Dan dia baru mengenal bulutangkis pada usia 8 tahun. Dia pertama kali mengenal olahraga ini dari teman karibnya.

"Saya mulai bermain bulutangkis ketika saya berumur delapan tahun. Semua ini  berkat teman saya Laura," ujar gadis kelahiran Kota Hueva, Spanyol dalam wawancara khusus dengan BWF, seperti dikutip VIVA.co.id, Jumat 15 Februari 2019.

Menurut Carolina, awalnya dia tak tertarik sama sekali pada bulutangkis. Cintanya mulai tumbuh pada olahraga ini sejak diajak Laura untuk ikut berlatih di sebuah tempat pelatihan.

Carolina Marin.

Ketika itu peraih medali emas Olimpiade Rio 2016, mengaku bimbang memilih antara tetap meneruskan cita-citanya sebagai penari Flamenco atau beralih ke bulutangkis.

"Saya harus memutuskan antara keduanya. Di satu sisi saya juga harus melanjutkan sekolah. Tapi akhirnya saya memilih bulutangkis karena menurut saya ini sangat menarik," kata dara murah senyum ini.

Hebatnya, meski baru berlatih bulutangkis, Carolina sudah menunjukkan bakat alamnya, dia meriah kemenangan ketika turun tanding di sebuah turnamen yang digelar di Andalusia.

Bahkan beberapa tahun kemudian, Carolina mendapat tawaran untuk bergabung di pelatihan bulutangkis nasional Spanyol.

"Dan ketika saya berusia 14 tahun, mereka memberi saya kesempatan untuk ikut pelatihan di pusat nasional," katanya.

Tapi lagi-lagi, Carolina dilanda kebimbangan. Sebab dengan masuk pelatihan nasional otomatis dia harus meninggal rumah dan jauh dari orangtua.

Carolina Marin.

Meskipun proses itu bersifat sementara. Namun hal itu cukup membuatnya khawatir.

Sebab, menurutnya selama ini dia tak pernah jauh dari kedua orangtuanya. Apalagi dia anak tunggal di keluarganya.

Akhirnya Carolina menguatkan niat dan meminta izin dari ayah dan ibunya untuk ikut di pelatihan bulutangkis nasional. Dan ternyata orangtua Carolina memberikan izin.

Pemenang Aqua Cup Wakili Indonesia di Turnamen Badminton Asia Tenggara

"Jadi dari sudut pandang itu, keputusan itu sangat sangat rumit. Saya memohon kepada mereka untuk membiarkan saya pergi karena saya melihatnya sebagai peluang yang unik," kata Carolina.

Sejak saat itu, nama Carolina Marin semakin terkenal di dunia. Apalagi setelah banyak gelar juara di berbagai turnamen dan kejuaraan dunia diraihnya.

Manfaat Ajak Anak Main Bulutangkis, Selain Sehat Ajarkan Si Kecil Kreatif Hingga Percaya Diri

Hingga saat ini Carolina telah merebut 3 gelar juara dunia pada  2014, 2015 dan 2018. Mendapatkan 4 medali emas di Kejuaraan Eropa pada 2014, 2016, 2017 dan 2018.

Carolina juga berhasil menjuarai berbagai turnamen tahunan BWF, di antaranya Japan Open pada 2017 dan 2018; China Open 2018; Hong Kong Open 2015, French Open 2015, Malaysia Open 2015; dan All England 2015.

Curhat Carolina Marin usai Mundur dari Olimpiade Paris Akibat Cedera: Hidup Terus Berjalan

Baca: Dahsyat, 13 Gadis Jepang Kuasai Bulutangkis Dunia

Laga bulutangkis BDMNTN- XL di Istora Senayan, Jakarta

Format Baru Bertabur Bintang, Ajang BDMNTN-XL Sajikan Duel Paten dan Menghibur

Sederet maestro beken seperti Hendra Setiawan, Greysia Polii, Ashwini Ponnnappa dan bintang ganda putra Korsel Lee Yong-dae siap ambil bagian dalam duel seru bergengsi.

img_title
VIVA.co.id
1 November 2024