Doa dan Harapan Besar Lee Chong Wei di Imlek Tahun Ini
- badmintonplanet.com
VIVA – Perayaan momen tahun baru Imlek akan berlangsung Selasa besok, 5 Februari 2019, dan akan dirayakan seluruh warga China di penjuru belahan dunia.
Untaian doa dan harapan pun dipanjatkan untuk kelancaran dan kesuksesan di masa depan. Hal itu, juga yang diharapkan seorang Lee Chong Wei dari perayaan Tahun Baru Imlek musim ini.
Memasuki Tahun Babi saat ini, banyak impian yang hendak digapai Lee Chong Wei, yang tak lama lagi akan kembali berkiprah di arena buluangkis dunia. Dan, mampu bersaing dalam kualifikasi Olimpiade Tokyo, jadi resolusi besarnya pada 2019 ini.
"Saya akan pergi ke Bukit Mertajam selama Tahun Baru Imlek bersama keluarga saya. Tetapi, akan kembali ke Kuala Lumpur pada hari ke-3 tahun baru," ungkap Lee Chong Wei yang dilansir Badminton Planet.
Pascabangkit dari kanker hidung yang sempat dideritanya, peraih tiga medali perak Olimpiade tersebut kini fokus mempersiapkan kebugaran dan sejumlah menu latihan rutinnya.
"Saya telah rehat latihan selama beberapa bulan lalu, belum melanjutkan fase latihan di lapangan dan hanya berlatih kebugaran di Januari tahun ini. Karena itu, saya harus tetap pada jalur rencana latihan saya untuk menjaga kekuatan fisik," jelas Le chong Wei.
"Jika saya mengambil istirahat panjang di Tahun Baru Imlek, saya harus memulai kembali latihan rutin, setelah liburan Tahun Baru Cina dan akan sulit untuk memulai lagi," tambahnya.
Setelah kembali berlatih penuh, Lee merasa bahwa dia telah mampu menangani tantangan. Tetapi, harus menguji latihannya di turnamen sebenarnya, untuk mengukur tingkat kebugaran dan kemampuannya saat ini.
"Sekarang, saya punya lebih banyak waktu di rumah, saya mendapat kesempatan untuk menyaksikan anak-anak saya tumbuh dewasa dan saya juga mengajak mereka bermain dan mengirim mereka ke sekolah, rasanya luar biasa!," tegas Lee Chong Wei. (asp)
Meriah! Tradisi Makan Sepanjang 200 Meter Sambut Imlek di Pecinan Semarang
Setiap jelang Imlek, di Semarang ada tradisi Tuk Panjang. Ini adalah tradisi makan bersama yang digelar di tuk atau meja sepanjang 200 meter. Seperti apa keseruannya?
