Raih Emas Asian Games, Tenis Sulit Tembus Olimpiade 2020
- VIVA/Muhamad Solihin
VIVA – Keberhasilan cabang olahraga tenis merebut medali emas di Asian Games 2018 melalui sektor ganda campuran menuai cukup banyak pujian. Pencapaian tersebut dianggap telah melampaui target yang tetapkan PP Pelti yakni sekeping medali perunggu.
Duet Christopher Rungkat/Aldila Sutjiadi sontak melambung namanya seiring sukses besar menjawab keraguan publik akan keringnya prestasi tenis Indonesia di kancah internasional.
Meski demikian, skuat tenis Merah Putih dituntut tetap bekerja ekstra keras untuk bisa mewujudkan asa tembus berlaga di Olimpiade Tokyo 2020.
Hal ini mengingat peringkat para pemain Indonesia yang terlampau jauh untuk dapat menembus batas kualifikasi peserta cabang tenis Olimpiade, dan besarnya biaya yang dibutuhkan guna mendongkrak peringkat dunia mereka.
"Kalau bicara Olimpiade, petanya lebih luas lagi. Di Asian Games kemarin yang turun sudah peringkat 50-an dunia. Apalagi kalau di Olimpiade. Makanya kita tidak boleh terlalu puas, karena capaian ini belum apa-apa dibandingkan Olimpiade," ungkap Christopher Rungkat kepada wartawan, Kamis 6 September 2018.
"Untuk masuk otomatis ke Olimpiade, maka ranking saya dan Aldila harus sama-sama masuk 100 dunia. Kemarin 96, sekarang turun lagi. Tapi, kemarin saya sudah bicara dengan Pak Erick Thohir sebagai perwakilan KOI, ia akan memperjuangkan agar kami bisa mendapatkan wild card di Tokyo," jelas Christo.
Christo/Aldila yang merebut emas ganda campuran Asian Games merupakan pasangan dadakan yang baru dipasangkan hanya dua pekan jelang bergulirnya Asian Games.
Sementara itu, di sektor lainnya, posisi peringkat pemain Indonesia perlu upaya besar mengirim mereka ke berbagai turnamen guna mendulang poin menaikkan ranking-nya.
"Untuk bisa tembus Olimpiade itu mungkin minimal 20 turnamen yang diikuti, ini harus disanggupi demi mengejar poin dan peringkat. Sekarang aku di ranking 630-an. Akhir tahun ini harus bisa tembus ranking 500-an," ujar Aldila Sutjiadi.