Menanti Kembalinya Tuah Angker 'Rumah Bulutangkis'
- VIVA.co.id/Donny Adhiyasa
VIVA – Perhelatan Asian Games 2018 cabang bulutangkis kembali menggunakan Istora Gelora Bung Karno sebagai venue olahraga yang jadi primadona publik Tanah Air tersebut. Hal ini seakan membawa memori pencinta tepok bulu angsa akan keangkeran venue berkapasitas 8000 penonton itu.
Istora yang merupakan singkatan dari Istana Olahraga dibangun pada tahun 1960 bersama Stadion Utama Gelora Bung Karno guna menyambut gelaran Asian Games 1962 di Jakarta.
Pada pesta olahraga Asia 56 tahun lalu itu, Indonesia berhasil merebut 5 medali emas dari 6 yang diperebutkan. Kala itu, sektor ganda campuran belum dipertandingkan dan hanya ganda putra yang lepas dari genggaman.
Sebelum digunakan untuk Asian Games 1962, tim bulutangkis Indonesia juga sukses merebut gelar Piala Thomas 1961 juga di hadapan publik Istora.
Istora memang kerap dijuluki sebagai "rumah bulutangkis" mengingat euforia dan meriahnya atmosfer venue yang sangat identik dengan pencinta badminton.
"Mau nonton tim Indonesia main, senang aja bisa dukung langsung. Semoga bisa menang dengan banyaknya dukungan penonton di Istora ini. Favorit saya itu Kevin/Marcus sama Tontowi/Liliyana," ujar Rina, penonton asal Ciracas Jakarta Timur.
Dan tahun ini, arena yang rampung dipercantik sejak pertengahan 2016 tersebut diharapkan kembali mencuatkan tuahnya sebagai istana bagi kejayaan bulutangkis Merah Putih dalam misi mempertahankan dua emas yang diraih di Incheon 2014 lalu.
Dari pantauan penjualan tiket, cabang bulutangkis menjadi salah satu yang paling diburu calon penonton dengan sejumlah jadwal laga telah ludes terjual.
"Bulutangkis sudah terjual habis untuk beberapa jadwal pertandingan. Banyak yang cari, khususnya hari final ganda campuran dan ganda putra," ungkap Silvi, salah satu volunteer yang bertugas di lokasi pop-up store Asian Games 2018.