Sering Jalani Tes Doping, Serena Merasa Didiskriminasikan
- Reuters/Peter Nicholls
VIVA – Petenis wanita asal Amerika Serikat, Serena Williams merasa mendapatkan diskriminasi karena menjadi atlet yang paling sering untuk diminta tes doping. Juara Grand Slam 23 kali ini mencurahkan isi hatinya di akun media sosial, Twitter.
"Dari semua pemain, sudah terbukti saya menjadi atlet yang paling sering melakukan tes. Diskriminasi? Saya kira begitu," kata petenis berusia 36 tahun ini dikutip dari BBC.
Dalam sebuah artikel yang di situs Deadspin pada Juni lalu menyebutkan jika Serena di uji oleh Badan Anti Doping AS (Usada) sebanyak lima kali di tahun 2018.
Usada sempat mengklaim jika Serena tidak ada ketika mereka berkunjung ke rumahnya untuk melakukan tes. Sedangkan menurut Serena, mereka tiba lebih awal 12 jam dari waktu yang telah disepakati.
Usada kemudian menandai sebagai tes yang gagal. Dari hasil tersebut tiga diantaranya disebut Usada sebagai pelanggaran.
Deadspin menyatakan, jika Serena diuji lebih banyak dua kali dari atlet top Amerika lainnya, termasuk juara US Open, Sloane Stephens dan saudaranya Venus Williams.
"Saya tidak pernah tahu jika saya telah diuji lebih banyak dari atlet lainnya. Sampai pada akhirnya saya membaca artikel tersebut dan menyadari jika ada ketidaksesuaian dengan pemain didaftar mereka baik atlet pria atau wanita Amerika," tambah Serena.