Tenis Indonesia Bisa Adaptasi Skema Pembinaan Bulutangkis
- VIVA/Donny Adhiyasa
VIVA – Prestasi tenis nasional yang belakangan terus menjadi sorotan publik Tanah Air. Meski sempat memiliki ikon top seperti Yayuk Basuki dan Angelique Widjaja, skuat tenis Merah Putih saat ini sepi dari torehan berkelas dan kurang terdengar kembali gaungnya.
Merespons hal tersebut, PP PELTI pun mengambil langkah strategis dengan mendatangkan Direktur Teknis Tim Nasional Indonesia, Frank van Fraayenhoven. Hal ini diyakini bakal jadi upaya terbaik dalam membenahi aspek pembinaan tenis nasional.
Pria asal Belanda itu merupakan salah satu tutor terbaik jebolan ITF (International Tennis Federation) yang telah bergelut di arena tenis internasional selama 35 tahun itu.
Lantas seperti apa pandangan Frank van Fraayenhoven soal perkembangan tenis di Tanah Air saat ini? pelatih yang telah menyambangi Indonesia sejak 1999 ini justru punya argumentasi menarik.
"Permainan tenis ini harus kita pahami penerapannya layaknya olahraga lain. Kordinasi gerakan, baik dalam kebugaran, kecepatan tangan dan kecepatan gerakan. Ini sebenarnya bisa kita tiru dari apa yang telah Indonesia terapkan dalam bulutangkis," kata Frank van Fraayenhoven kepada VIVA, Kamis 5 April 2018.
"Pemain bulutangkis Indonesia itu kelas dunia, sangat bagus. Itu berarti kualitas yang sama juga bisa dilakukan dalam membina tenis. Tapi untuk kearah sana, Anda butuh infrasturktur yang memadai untuk menggelar turnamen dan itu yang membedakan dengan bulutangkis, dimana ukuran lapangannya lebih kecil dari tenis dan itu tidak mudah," tegasnya.
Frayenhooven tercatat pernah memoles nama-nama petenis Belanda seperti Brenda Schultz, Richard Krajicek serta Robin Haase. Kiprahnya untuk armada Merah Putih pun akan mulai dibuktikan dalam persiapan skuat putaran playoff Piala Davis Grup II Asia-Oceania serta Asian Games 2018.