PBSI Maklumi Keterpurukan Tunggal Putri di Indonesia Masters
- VIVA.co.id/Purna Karyanto
VIVA – Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Susy Susanti, memaklumi keterpurukan sektor tunggal putri di Daihatsu Indonesia Masters 2018. Susy mengakui sektor ini cukup tertinggal dari sektor lainnnya.
Pemain-pemain tunggal putri Indonesia sudah habis di babak II dalam ajang yang berlangsung di Istora Senayan Jakarta pada 23-28 Januari 2017. Fitriani menjadi wakil terakhir yang tumbang di babak 16 besar itu.
Dari lima nomor yang dipertandingkan, Indonesia berhasil meraih dua gelar juara melalui sektor ganda putra dan tunggal putra. Susy mengakui, sektor tunggal putri memang kalah kualitas dan kelas.
"Tunggal putri memang target dari kita untuk masih di GP (Grand Prix) kelasnya, jadi kita enggak bisa disamain. Di setiap sektor mempunyai target masing-masing. Untuk tunggal putri memang secara kualitas dan kelas kita di bawah dan terpuruk. Tidak mungkin di Super Series kita menargetkan juara," kata Susy kepada VIVA.
"Kita juga tahu dari kualitas dan kelas persaingan. Kita masuk 16 besar, kita target tertinggi sebenarnya cuma 8 besar di Super Series. Sedangkan di GP kita final, semifinal," sambungnya.
Peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 ini menilai butuh waktu bagi tunggal putri untuk naik kembali prestasinya. Makanya, menjadi maklum bila para srikandi merah putih gagal meraih prestasi yang baik di Indonesia Masters 2018.
"Memang sudah ada kelas-kelasnya, jadi untuk tunggal putri dibandingkan sektor lain, memang paling tertinggal. Secara materi pemain, kita pernah kehilangan satu generasi dari putri," kata Susy.
"Itu yang membuat tunggal putri saat itu masih mengejar untuk naik. Enggak mungkin semua sektor kita targetkan juara. Kita harus lihat dari kualitas dan rangking atlet-atlet kita dan kelas," paparnya. (one)