Kala 'New Istora' Disejajarkan dengan Venue All England
- VIVA/Donny Adhiyasa
VIVA – Mulai beroperasinya kembali arena Istora Senayan, Jakarta, dalam perhelatan Daihatsu Indonesia Masters 2018 seakan menghadirkan kembali kerinduan dari publik bulutangkis akan kejayaan penggawa Merah Putih.
Setelah vakum sejak September 2016 lalu karena renovasi jelang Asian Games Agustus mendatang, gelanggang olahraga penuh balutan sejarah ini kini bergema lagi.
Dengan tampilan barunya, Istora kini menjelma sebagai arena bulutangkis yang representatif dan tak kalah dengan arena laga internasional lainnya. Deretan kenangan juga seolah masih melekat dalam ingatan para pahlawan bulutangkis nasional, di mana mereka sukses mengharumkan nama bangsa.
Ungkapan itulah yang diutarakan oleh dua legenda ganda putra Merah Putih, Rexy Mainaky dan Christian Hadinata. Bagi keduanya, Istora saat ini sudah memenuhi ekspektasi sebagai venue berkelas yang jadi kebanggaan Indonesia.
(Baca juga: Istora Senayan Punya 'Wajah Baru', INASGOC Tuntut Prestasi)
"Dengan renovasi yang luar biasa ini, kita berharap motivasi atlet lebih bagus lagi. Fasilitas yang tersedia sudah cukup memuaskan dan nyaman bagi pemain juga penonton. Kenangan saya yang paling berkesan di Istora yaitu saat memenangkan Piala Thomas 1973 dan 1979," ujar Christian Hadinata kepada VIVA.
Komentar lain juga datang dari Rexy Mainaky yang menyebut level Istora kini sejajar dengan arena olahraga lain yang juga berstandar dunia.
"Istora yang sekarang kita bisa bilang masuk dalam jajaran the best hall, dan bisa menandingi Singapore Indoor Stadium dan Barclaycard Arena Birmingham (venue All England)," ujar Rexy.
"Adapun yang paling diingat itu saat kita menang Piala Thomas 1994, di mana semua sudut Istora itu penuh dengan penonton dan jarak dengan lapangan itu sangat dekat sekali. Kalau itu bisa terulang lagi, maka tandanya kejayaan bulutangkis Indonesia sudah kembali," tegas Rexy. (ase)